Bertindak intoleran, salah satu distrik China di wilayah Xinjiang telah memicu kemarahan umat Islam setelah diadakannya festival bir di bulan suci Ramadhan.
“Ini adalah provokasi terbuka untuk agama Islam,” tegas Dilxat Raxit, juru bicara kelompok Kongres Uighur Dunia di pengasingan, mengatakan dalam sebuah pernyataan email kepada Reuters pada hari Senin, 22 Juni.
Festival bir diadakan di Niya County di selatan Xinjiang, yang penduduknya mayoritas Muslim.
“Kompetisi bir ini bervariasi dan menghibur,” kata pemerintah China, mencatat bahwa ada hadiah uang tunai hingga 1.000 yuan ($ 161) bagi pemenang kompetisi.
Berita tentang acara tersebut muncul dalam sebuah artikel yang ada di situs berita pemerintah daerah pada hari Minggu lalu.
“Tujuannya adalah untuk menggunakan budaya modern demi mencerahkan kehidupan budaya desa, mengurangi ruang untuk promosi agama ilegal sert menjamin desa menjadi harmoni dan penuh stabilitas,” kata situs pemerintah.
Datang beberapa hari sebelum Ramadhan, acara ini dipandang sebagai melecehkan bulan puasa bagi umat Islam.
Selain itu, ada laporan bahwa pemberitahuan secara resmi menuntut anggota Partai Komunis, pegawai negeri sipil, siswa dan guru untuk tidak untuk menjalani puasa Ramadhan.
Setiap tahun, pemerintah China telah berulang kali menerapkan pembatasan bagi Muslim Uighur di wilayah barat laut Xinjiang setiap Ramadhan.
Sebelumnya pada bulan Desember, China melarang mengenakan jilbab di depan umum di Urumqi, ibukota provinsi Xinjiang.[af/onislam]