KALENDER Hijriah bergantung pada fenomena alam yang menentukan awal bulan lunar. Bulan adalah satelit bumi yang gelap yang hanya dapat dilihat dengan memantulkan cahaya matahari.
Dikutip dari aboutislam.net, Luas permukaan bulan yang terlihat berubah setiap hari sesuai dengan sudut yang dibentuk oleh garis antara matahari, bumi, dan bulan, yang mengakibatkan siklus fase bulan.
Yang menjadi perhatian khusus bagi umat Islam adalah bulan puasa Ramadan dan bulan haji. Awal bulan lunar diidentifikasi dengan melihat bulan sabit setelah matahari terbenam pada tanggal 29 atau 30 bulan tersebut.
Baca juga: Cara Terbaik Melindungi Gigi Adalah Dengan Siwak
Fenomena Alam yang Menentukan Awal Bulan Lunar
Lunasi adalah waktu rata-rata dari satu bulan baru ke bulan baru berikutnya. Panjang rata-rata lunasi adalah 29 hari, 12 jam, 44 menit, dan 2,8 detik. Dalam kalender lunar, setiap bulan sesuai dengan satu lunasi.
Dalam konteks non-astronomi, bulan baru mengacu pada bulan sabit pertama yang terlihat setelah konjungsi dengan Matahari.
Hal ini terjadi di cakrawala barat dalam periode singkat antara matahari terbenam dan bulan terbenam. Oleh karena itu, waktu yang tepat dan bahkan tanggal munculnya bulan baru bergantung pada lokasi geografis.
Di sisi lain, bulan baru astronomi, yang terkadang dikenal sebagai Bulan Gelap untuk menghindari kebingungan, terjadi pada saat konjungsi dalam garis bujur ekliptika dengan Matahari, saat Bulan tidak terlihat dari Bumi. Momen ini unik dan tidak bergantung pada lokasi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Di seluruh dunia Muslim, penampakan bulan sabit merupakan hal yang penting. Selain untuk menetapkan kalender, bulan sabit juga menentukan tanggal-tanggal penting keagamaan.
Namun, penampakan bulan sabit selalu menjadi isu kontroversial di dunia Islam. Di beberapa tempat, pengamat dapat melihatnya dengan mudah, sementara di tempat lain mungkin tidak.
Ada beberapa insiden laporan penampakan yang tidak akurat. Ketidaksesuaian tersebut mengharuskan para astronom Muslim untuk mengakhiri perbedaan dalam hal ini. [Din]