SEEKOR anak katak dan anak ikan mas terdampar di cekungan kolam yang hampir kering. Saat itulah keduanya saling berinteraksi.
Berhari-hari mereka saling berbagi makanan. Jentik-jentik nyamuk yang baru menetas dari telurnya menjadi makanan favorit yang tersedia.
Keduanya juga saling bantu membuat lubang kecil untuk perlindungan. Pendek kata, mereka seperti saudara.
Suatu hari, hujan turun lebat. Air datang berlimpah menggenangi kolam itu. Kini, anak katak dan anak ikan mas memiliki ruang gerak yang jauh lebih luas.
Karena sibuk dengan kehidupan masing-masing, dua hewan kecil ini jarang bertemu. Keduanya pun tak menyadari kalau tubuh mereka sudah tumbuh besar.
“Hai, sobat kecil!” ucap anak katak ke anak ikan mas saat keduanya bertemu di tepian kolam.
Tapi, anak ikan mas tak mengenali sahabat kataknya itu. Hal ini karena si anak katak tak lagi seperti sebelumnya yang mirip ikan. Kini ia sudah berwujud katak.
“Siapa, kamu?” tanya si ikan mas.
“Aku sahabatmu,” jawab anak katak.
Meski masih takut, anak ikan mas bisa merasakan aura keakraban mereka.
“Kenapa kamu tak lagi di dalam air?” tanya anak ikan mas yang mendapati sahabatnya itu bisa hidup di luar air.
“Entahlah. Mungkin kini alam kita berbeda,” ucap anak katak yang masih belum dimengerri ikan mas.
**
Persahabatan kadang terpisah oleh perubahan habitat baru yang berbeda dengan sebelumnya..
Ada dua gadis yang sulit lagi bertemu karena salah satunya menikah. Ada dua sahabat yang salah satunya sudah menjadi pejabat yang super sibuk. Dan lainnya.
Perubahan dinamika hidup ini mungkin sebagai hal biasa. Dan segala hal yang sebelumnya serba dalam dunia yang sama tak lagi bisa dihindari menjadi berbeda.
Usahakan untuk tetap bersahabat meski hidup di ‘alam’ yang saling berbeda. Setidaknya untuk tetap saling menyapa dan mendoakan. Karena, perubahan ‘alam’ di setiap orang merupakan keniscayaan. [Mh]