ChanelMuslim.com – Acara EU Diplomacy Week 2021 atau Pekan Diplomasi Ikliim diharapkan bisa cegah meningkatnya suhu global melebihi 1,5 derajat celsius. Acara ini bisa dibilang menjadi pengingat sekaligus ajakan untuk bertindak untuk mencegah hal-hal yang merugikan iklim terjadi.
Baca Juga: Pekan Diplomasi Iklim 2021 Ajak Masyarakat untuk Bertindak atasi Krisis Iklim
EU Diplomacy Week 2021 Diharapkan Cegah Meningkatnya Suhu Global
Selain itu, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menjelaskan bahwa acara tersebut akan diselenggarakan selama 5 hari dan ada 15 sesi webinar.
“Selama 5 hari ini, ada 15 sesi webinar. Melalui webinar ini, kami peduli, mengambil tindakan. Mari ambil tindakan secara bersama di berbagai lapisan masyarakat, mari ambil tindakan untuk membatasi suhu global agar tidak melebihi 1,5 derajat celsius,” ujarnya.
Dalam rangkaian acara pekan iklim ini, khususnya pada era digital seperti ini, Uni Eropa memanfaatkan media sosial sebagai langkah mencegah kenaikan suhu.
Uni Eropa mengadakan social media challenge dengan tema aksi iklimku, sehingga masyarakat yang mengikuti challenge ini berarti sudah memberikan kontribusi untuk mencegah perubahan iklim.
Selain itu, dalam setiap sesi acara EU Climate Diplomacy Week, nantinya akan banyak ditunjukkan kisah-kisah sukses yang dapat menjadi inspirasi untuk semua pihak.
“Moto kami adalah ambisi dan aksi. Ada 5 tema terkait transformasi ekonomi, energi bersih serta juga pelestarian lingkungan yang berkaitan dengan kehutanan, dan sebagainya,” tambahnya.
Acara ini mengembangkan kerja sama Uni Eropa dan kedutaan besar dari negara-negara anggota Uni Eropa. Selain itu, banyak mitra dari Indonesia berpartisipasi, baik pemerintah, kelompok masyarakat, individu, serta masyarakat sipil.
Baca Juga: Imam Besar Al-Azhar dan Paus Vatikan Serukan untuk Memerangi Perubahan Iklim
Kita Berada dalam Bahaya
Sementara itu, Civil Societies Representative, Fabby Tumiwa yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa saat ini kita berada dalam bahaya apabila tidak bisa mengurangi emisi selama 10 tahun mendatang dan mencegah kenaikan suhu dunia sebesar 1,5 derajat.
Oleh sebab itu, untuk mendukung pengurangan emisi global sebesar 50 persen agar sejalan dengan kesepakatan paris, maka sektor energi yang bisa menjadi sumber utama harus ditransformasi dengan energi terbarukan.
“Selain itu, PLTU-PLTU juga harus dikurangi secara bertahap untuk mengurangi emisinya secara signifikan,” ujarnya.
Kemudian, dibutuhkan juga lebih banyak pendekatan untuk membuat ekonomi Indonesia lebih kompetitif dan menjadikan energi lebih murah.
Maka dari itu, Indonesia membutuhkan investasi sangat besar. Studi menunjukkan bahwa untuk mencapai 2050, investasi di bidang listrik, transportasi itu bisa mencapai 1,3 triliun dari tahun ini sampai 2030.
“Tidak bisa mengharapkan dari pemerintah sendiri. Memerlukan investasi dari negara maju dan dukungan finansial dari negara berkembang,” tambahnya.
Senin, (11/10/2021) Uni Eropa meresmikan dimulainya Pekan Diplomasi Iklim 2021 (Climate Diplomacy Week), sekaligus EU Green Deal and Fit for 55 Package. Pekan Diplomasi Iklim 2021 akan menghadirkan 40 pembicara dalam 15 sesi seperti webinar, sesi bincang, dialog, dan sejumlah kegiatan lainnya termasuk aksi tanam pohon bakau. [Cms]