ChanelMuslim.com – Dompet Dhuafa turut ambil peran pada project pertama micro library sebagai wujud meningkatkan kualitas anak bangsa.
Dimana Pusat Sumber Belajar (PSB), Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, Dompet Dhuafa Jawa Barat bekerja sama dengan SHAU Architecture & Urbanism dan Pemerintah Kota Bandung membangun perpustakaan umum yang diberi nama Micro Library (Miclib) di Taman Bima, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung. Miclib ini merupakan yang pertama dibangun.
Dalam peresmiannya Ahmad Juwaini selaku Presiden Direktur Dompet Dhuafa mengungkapkan bahwa Dompet Dhuafa menyambut baik kerjasama ini.
“Ini adalah upaya kita bersama-sama mengembangkan pendidikan bangsa dan kualitas sumber daya manusia. Prinsipnya Dompet Dhuafa senang sekali turut andil dalam program ini. Mudah-mudahan kerja samanya dapat ditingkatkan kedepannya. Kami menyambut baik dan berharap Miclib dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga berguna serta menjadi amal baik bagi kita semua, yang mana juga bentuk pertanggung jawaban kami kepada para donatur,” kata Ahmad Juwaini dalam siaran pers yang diterima chanelmuslim. com.
Sementara itu, Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung sangat mengapresiasi pembangunan MicLib Ramah Lingkungan ini dan diharapkan MicLib ini akan membuat anak-anak Bandung tidak hanya menghabiskan waktu dengan gadget tetapi juga membaca.
” Micro Library perdana dibangun di kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo . Kebetulan ini kerja sama dari bantuan Dompet Dhuafa yang nanti Insyaa Allah akan terus dilaksanakan dengan pihak-pihak lainnya. Sehingga kedepannya anak-anak bandung ini makin lama makin pintar, cerdas, dan berimajinasi tinggi. Terus waktunya tidak habis liatin gadget saja. Tapi datang kesini membaca dan melaksanakan kegiatan,” harap Ridwan Kamil dalam peresmian Miclib pada Sabtu (5/6).
Dibangunnya miclib ini bertujuan untuk menciptakan kebiasaan dan kegemaran membaca bagi anak-anak sejak usia dini. Selain itu juga menunjang kegiatan belajar masyarakat baik yang bersifat formal maupun informal dalam segala tingkatan. Memberikan kesempatan kepada tiap individu untuk mengembangkan kreativitasnya, sebagai pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar, dan untuk mendukung serta berpartisipasi dalam kegiatan pemberantasan buta huruf untuk semua umur. Hal ini juga untuk menjadikan Bandung sebagai kota buku pada 2017.
Salah satu agendanya memperbanyak budaya membaca dengan konsep desentralisasi (kecil-kecil tapi banyak). Sehingga kini perpustakaan yang mendekat ke masyarakat.
Terkait Micro library ini dibangun di atas tanah seluas sekitar 28 meter persegi. Bangunan berlantai dua ini didesain dengan mengusung konsep ramah lingkungan. Ember eskrim bekas dijadikan dinding pada lantai dua.
Ruang di lantai dua tetap terasa sejuk karena sebagian dari ember eskrim bekas tersebut dilubangi. Ember eskrim tersebut lalu disusun membentuk pola dalam binary code. Ketika dilihat dari luar, pola ember eskrim ini bisa dibaca dengan pesan “Buku adalah jendela dunia”.
Selain itu, perbedaan micro library dengan perpustakaan pada umumnya adalah tempat ini sekaligus menjadi ruang kegiatan masyarakat pada lantai satu.(jwt/dompetdhuafa)