ChanelMuslim.com – Dokumen-dokumen yang bocor dari Partai Komunis China mengungkap adanya pencucian otak yang terjadi di dalam kamp-kamp pengasingan dengan keamanan tinggi untuk Muslim di wilayah Xinjiang yang dikontrol ketat negara itu.
Yang disebut China Cables diperoleh oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), outlet pelaporan yang didanai donor yang berbasis di AS., dan berbagi dengan 17 mitra media untuk dipublikasikan pada hari Ahad kemarin.
Dokumen-dokumen mengungkap kondisi sekitar satu juta anggota komunitas Muslim Uighur di wilayah paling barat yang ditahan tanpa pengadilan dan dipaksa untuk menjalani indoktrinasi.
Pemerintah China telah berulang kali mengatakan bahwa kamp hanya menawarkan pendidikan dan pelatihan sukarela untuk membantu membasmi ekstremisme Islam. Utusan Beijing untuk Inggris mengatakan kepada BBC bahwa dokumen itu adalah berita palsu.
File-file itu "termasuk daftar pedoman rahasia" yang disetujui oleh pejabat tinggi Tiongkok untuk menjalankan kamp dan sistem pengumpulan dan analisis data besar-besaran yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu mengumpulkan tersangka warga Xinjiang, kata wartawan ICIJ Bethany Allen-Ebrahimian.
“Sistem ini mampu mengumpulkan sejumlah besar data pribadi melalui pencarian manual tanpa jaminan, kamera pengenal wajah, dan cara lain untuk mengidentifikasi kandidat untuk penahanan, menandai penyelidikan ratusan ribu hanya untuk menggunakan aplikasi ponsel populer tertentu,” tulis Allen- Ebrahimian.
"Dokumen tersebut merinci arahan eksplisit untuk menangkap warga Uighur dengan kewarganegaraan asing dan untuk melacak warga Xinjiang Uighur yang tinggal di luar negeri, beberapa di antaranya telah dideportasi kembali ke China oleh pemerintah otoriter."
Awal bulan ini, satu lagi kumpulan dokumen pemerintah China bocor ke harian New York Times mengungkapkan rincian tentang ketakutan Beijing terhadap ekstremisme agama dan tindakan keras kepada Uighur.
Para pakar dan juru kampanye PBB mengatakan bahwa sekitar 1 juta warga Uighur dan lainnya, sebagian besar Muslim, telah dikurung di Xinjiang dalam tindakan keras yang telah dikritik oleh AS, negara-negara Eropa, dan lainnya.[ah/anadolu]