ChanelMuslim.com – Kaum borjuis yang kerap membeli produk mewah di Paris kini memilih London sebagai destinasi belanja. Alasannya, mereka merasa terganggu akibat banyaknya serangan teror dan aksi kriminalitas yang terus meningkat di ibu kota Prancis tersebut.
Imbasnya, devisa senilai US$18 miliar atau setara Rp241,6 triliun yang didapat Paris dari wisata belanja produk fesyen dan aksesori mewah, terancam anjlok.
Dilansir Independent, konsumen produk fesyen premium seperti Louis Vuitton, Chanel, Dior dan Givenchy, kini memilih London, Inggris, sebagai destinasi belanja. Itu lantaran Paris yang dirasa tidak lagi aman.
Sebelumnya, pada Oktober, Kim Kardashian pernah menjadi korban perampokan di apartemennya di Paris, saat agenda Paris Fashion Week berlangsung. Perhiasan senilai jutaan dolar raib digasak pencuri yang menodong Kim dengan senjata.
Kisah Kim bukanlah kejahatan tunggal. Pada November lalu, aktris Bollywood, Mallika Sherawat dan kekasihnya, juga menjadi korban kejahatan. Keduanya diserang gas air mata oleh perampok. Selain itu, banyak turis melaporkan kasus pencurian di tempat wisata serta jalan bebas hambatan.
Salah satunya di jalan A1 yang menghubungkan pusat kota Paris dengan Bandara Le Bourget, tempat pesawat pribadi berlabuh. Selama sebulan terakhir, terjadi dua perampokan di jalanan tersebut.
Korbannya adalah turis kaya asal Qatar dan pebisnis Prancis. Mereka diserang menggunakan gas air mata dan barang pribadi bernilai jutaan dolar berpindah tangan.
Banyaknya kasus perampokan itu berimbas pada jumlah transaksi barang mewah serta penurunan kunjungan turis mancanegara. Sepanjang 2016, Prancis melaporkan kunjungan wisatawan asing turun hingga delapan persen.
“Turis-turis kaya kini tidak lagi melirik Paris sebagai destinasi yang aman, terlebih sejak ada serangan teror dan aksi kriminalitas yang meningkat,” ujar Luca Solca, Kepala Perdagangan Barang Mewah di Exane BNP Paribas, saat diwawancara Business of Fashion.
“Banyaknya kasus perampokan semakin memperparah situasi. London dan Swiss mereguk keuntungan karena itu,” tambahnya.
Di sisi lain, Inggris memang mendapatkan keuntungan. Rumah Mode Burberry melaporkan bahwa penjualan mereka bertambah hingga 30 persen sepanjang 2016.
Hal serupa juga dilaporkan department store premium Harrods. “Poundsterling yang melemah dan kondisi Paris, membuat banyak turis kaya yang memilih belanja akhir tahun di London,” ujar Managing Director Harrods Michael Ward, kepada Financial Times.
“Bagi konsumen berduit, terutama yang berasal dari Timur Tengah, keamanan jadi pertimbangan utama. Saat mereka merasa terancam di Paris, mereka pergi ke London.”
Kendati demikian, dalam jajaran kota mode dunia, Paris masih menempati rangking pertama. Paris juga masih memegang pangsa pasar penjualan barang mewah tertinggi di dunia, sekitar enam persen. Walaupun, posisi tersebut bisa saja tergeser mengingat tingginya kriminalitas di Kota Cahaya.[af/cnn]