ChanelMuslim.com – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pada Selasa lalu memperingatkan Muslim Amerika agar tidak bepergian ke Prancis karena mereka dapat berhadapan dengan bahaya dan diskriminasi di sana.
Organisasi advokasi dan hak sipil Muslim terbesar di negara itu mengeluarkan rekomendasi tersebut di situsnya "di tengah kampanye 'munafik dan berbahaya' dari kefanatikan Islamofobia yang menargetkan para Muslim Prancis, masjid, dan organisasi Islam."
Keputusan tersebut diambil atas serangan penikaman rasis terhadap dua wanita Muslim di Paris dan larangan hukum terhadap pakaian Muslim.
Dalam sebuah pernyataan, Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad mendesak pemerintah Prancis untuk mengakhiri "kampanye kefanatikan yang irasional, ilegal, dan munafik terhadap warganya sendiri."
"Setiap orang di Prancis memiliki hak untuk menjalankan agama mereka, dan setiap orang di seluruh dunia memiliki hak untuk memutuskan produk mana yang akan mereka beli," kata Awad.
Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini memicu kemarahan di seluruh dunia Islam karena menuduh Muslim Prancis "separatisme" dan menggambarkan Islam sebagai "agama dalam krisis."
Hal itu bertepatan dengan pembunuhan seorang guru sekolah menengah Prancis yang menunjukkan kartun yang menghujat Nabi Muhammad kepada murid-muridnya saat diskusi kelas tentang kebebasan berbicara.
Macron pun memberi penghormatan kepada guru tersebut dan mengatakan negaranya tidak akan menyerah atas kartun penghinaan tersebut.
Beberapa negara Arab serta Turki, Iran dan Pakistan mengecam Macron, di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pemimpin Prancis itu membutuhkan "rehabilitasi mental."
"Prancis tidak dapat menggunakan dalih kebajikan kebebasan berbicara untuk menghukum Muslim Prancis," tukas Awad.[ah/anadolu]