ChanelMuslim.com—Kudeta militer di Turki (14/7/2016) yang berhasil digagalkan oleh pemerintahan Recep Tayyip Erdogan berbuntut panjang. Erdogan melakukan bersih-bersih di berbagai sumber yang diduga terkait dengan upaya penggulingan pemerintahannya yang terpilih secara demokratis.
Selain bersih-bersih di kalangan militer, kepolisian, dan kejaksaan, sasaran lainnya adalah dunia pendidikan, terutama sekolah-sekolah tertentu yang disinyalir memiliki keterkaitan dengan Fethullah Gulen, rival Erdogan yang bermukim di AS. Sosok inilah yang dituding sebagai otak kudeta militer. Gulen sendiri telah membantah terlibat dalam kudeta dan turut mengecam upaya tersebut.
Namun, Erdogan tak bergeming. Tak tanggung-tanggung, Erdogan yang mengaku memiliki sejumlah bukti keterkaitan antara gerakan Hizmet yang dipimpin Gulen dengan kudeta tersebut, dirinya memerintahkan penutupan ribuan sekolah di Turki.
Kini, sekolah-sekolah yang diduga berafiliasi dengan Gulen di luar negeri pun menghadapi ancaman penutupan. Di Indonesia, misalnya, melalui situs yang di kelola Kedutaan Besar Turki, www.jakarta.emb.mfa.gov.tr., telah merilis siaran pers secara terbuka, Kamis (28/7/2016) yang berisi permintaan pemerintah Turki agar sejumlah sekolah yang berkaitan dengan organisasi atau gerakan yang disebutnya sebagai teroris, FETO (Fethullah Terrorist Organisation), itu agar ditutup.
Ada sembilan sekolah yang disebut dalam pengumuman itu, yakni: Pribadi Bilingual Boarding School (Depok), Pribadi Bilingual Boarding School (Bandung), Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School (Tangerang Selatan), Semesta Bilingual Boarding School (Semarang), Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School (Yogyakarta), Sragen Bilingual Boarding School (Sragen), Fatih Boy’s School (Aceh), Fatih Girl’s School (Aceh), dan Banua Bilingual Boarding School (Kalimantan Selatan)
Selain nama-nama sekolah tersebut, pemerintah Turki juga mendesak penutupan kegiatan Fethullah Gulen di Univesitas Islam Negeri (UIN) di Ciputat, Tangerang Selatan. Pemerintah Turki mengaku mendapatkan info terkait kegiatan Gulen di UIN dari Kementerian Agama di Indonesia.
Juru Bicara Yayasan Yenbu Indonesia, yang mengelola Sekolah Pribadi di Depok, Ari Rosandi, mengklarifikasi tudingan pemerintah Turki yang menuding sekolah yang dikelolanya sebagai bagian dari FETO.
“Dengan menyebut nama-nama sekolah kami, mengaitkannya kepada jaringan terorisme seperti yang disebutkan dalam rilis KBRT, merupakan fitnah keji yang jauh dari norma hukum serta etika dan dapat merusak citra sekolah-sekolah kami,” kata Ari, seperti dikutip dari Kompas (29/7/2016)
Menurut Ari, sekolah yang dikelolanya itu tak membeda-bedakan anak-anak Indonesia dari berbagai macam suku, agama, ras, dan antargolongan. “Sekolah ini juga telah dikenal baik rekam jejaknya di Indonesia,” tandasnya. (mr)