Chanelmuslim.com – Remaja perempuan yang memiliki kedekatan emosional dengan ibunya memiliki kemungkinan 44 persen lebih rendah untuk melakukan hubungan seksual saat remaja.
Keaktifan seksual perempuan tidak hanya dipengaruhi oleh kapan pubertas muncul. Studi menyebut kedekatan dengan ibu juga memengaruhi keaktifan seksual perempuan.
Dr Raquel Nogueira Avelar e Silva, peneliti dari Erasmus Medical Center, Rotterdam, Belanda, melakukan penelitian kepada 2.931 remaja berusia 12 hingga 16 tahun. Peneliti melakukan survei tentang keaktifan seksual mereka dan hubungan emosional antara partisipan dengan orang tua.
Ditemukan bahwa remaja perempuan yang memiliki kedekatan emosional dengan ibunya memiliki kemungkinan 44 persen lebih rendah untuk melakukan hubungan seksual saat remaja. Mereka juga lebih mawas soal kesehatan reproduksi dan berisiko rendah melakukan perilaku seks berisiko.
“Semakin tinggi kualitas hubungan antara anak perempuan dengan ibunya makan perlindungan terhadap aktivitas seksual di usia ini akan semakin tinggi. Sayangnya, ini hanya berlaku bagi anak perempuan, tidak pada anak laki-laki,” tutur Raquel dikutip dari Reuters.
Hasil penelitian menyebut 8 persen partisipan sudah aktif secara seksual sejak usia 12 hingga 15 tahun. Total 233 remaja melakukan hubungan seks pertama kali sebelum berusia 16 tahun, yang terbagi menjadi 77 anak perempuan dan 156 anak laki-laki.
Mereka yang melakukan hubungan seks sejak remaja diketahui memiliki hubungan yang tidak baik dengan kedua orang tuanya. Hal ini juga berlaku pada remaja laki-laki, di mana sebagian besar tidak memiliki pengawasan yang baik dari orang tua.
Peneliti menduga kedekatan dengan ibu membuat remaja perempuan memiliki informasi yang lebih baik tentang kesehatan reproduksi. Ibu juga bisa memberikan edukasi soal kesehatan reproduksi dengan cara yang berbeda dari yang didapat anak di sekolah.
“Memiliki hubungan yang hangat, sering diskusi dan tidak gampang menghukum anak bukan berarti Anda lembek sebagai orang tua. Justu hal ini yang membuat anak lebih rendah kemungkinannya untuk melakukan hubungan seks,” tutur Lucia O’Sullivan dari University of New Brunswick, Kanada.(ind/dethealth)