ChanelMuslim.com – Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) mengirim da’i ke berbagai titik wilayah pedalaman Indonesia. Daerah yang dipilih terkategori pada daerah pedesaan, pedalaman, muslim minoritas, daerah transmigrasi, perbatasan, dan daerah yang secara umum minus kondisinya.
Berbeda dengan sebelumnya, penerjunan da’i muda dalam kegiatan kafilah dakwah ini juga menitikberatkan wilayah dampak terkena bencana alam.
“Untuk tahun ini, kami pertimbangkan juga lokasi terdampak bencana alam seperti Lombok, Palu, dan Banten,’’ ujar Dwi Budiman M.Pd.I, Ketua STID M Natsir di Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Jakarta, Jumat (26/04).
Program tahunan di bawah Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Pembinaan ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester V. Jangka waktu program intensif tersebut selama 1-2 bulan yang bersifat wajib bagi setiap angkatan.
Ada tiga lokasi wilayah bencana alam yang menjadi lokasi kafilah dakwah seperti Banten, Lombok dan Palu.
Menurut Andriyani, Humas Badan Eksekutif Mahasiswa STID M.Natsir, ketiga lokasi tersebut sangat membutuhkan dakwah islamiyah baik secara langsung ataupun tidak langsung. Tidak hanya materi dan harta yang hilang, saudara dan keluarga juga turut tiada.
“Kita tahu lokasi itu termasuk kondisi yang terparah saat bencana tsunami kemarin. Kita kesana juga melihat mreka bukan hanya membutuhkan materi, mereka sangat membutuhkan sisi rohani dan jiwa untuk terus diperkuat,” tambahnya.
Prioritas wilayah bencan ini pun menjadi lokasi yang tidak biasa. Para da’i harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan agar diterima masyarakat.
Dalam pemilihan tmpat program kafilah dakwah ini ditentukan oleh pengurus inti STID M.Natsir. Khusus mahasiswi ditempatkan di Kampung Deplangu, Desa, Kertajaya, Kec Sumur, Kab Pandeglang, Banten. Berikutnya di Kampung Kelapa Koneng, Desa Banyuasih, Cigeulis, Pandeglang.
Sebagian lainnya ada di Desa Sukamekar, Kec Sukaraja, Kab Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan daerah titik Sukabumi tersebut lantaran tidak memiliki lahan sendiri. Masyarakat setempat menggarap tanah untuk hasil panennya, tetapi harga jualnya terlalu murah dan tidak sesuai dengan jerih payah.
Hasil tanam pun masih belum bagus, sehingga tim kafilah dakwah ingin memberikan kebutuhan sekaligus terjun langsung ikut membantu masyarakat setempat. Dari sisi program ekonomi ini, para dai muda juga akan membantu cara pengelolaan hasil panen menjadi makanan ringan. Nantinya, masyarakat setempat bisa menjualnya dengan haega lebih tinggi. Tak lupa, koperasi pun dibuatkan.
“Kita berharap, dakwah ini membuat agama Islam bukan hanya mengajak pada hal rohani, tapi juga seluruh aspek hidup ini dibahas dalam agama. Salah satunya lewat kebangkitan ekonomi Islam, kita lihat ekonomi umat sedang turun, dari hal kecil, semoga bidang ekonomi ini bisa diberdayakan untuk umat Islam,” pungkasnya. [firda]