FENOMENA warganet yang mulai kehilangan minat melihat story di media sosial, kini ramai dibahas, yang disebut fenomena silent reader.
Kelompok tersebut merupakan pengguna media sosial yang jarang berinteraksi, tetapi tetap aktif mengamati aktivitas orang lain.
Dalam istilah psikologi, mereka disebut lurkers atau pengamat pasif. Perilaku ini sangat umum dan tidak selalu menandakan ada gangguan psikologis.
Menjadi pengamat pasif justru bisa mencerminkan kombinasi kepribadian yang cermat dan kebutuhan menjaga keseimbangan dalam bersosialisasi digital.
Baca juga: Kenali Fenomena Epsilon Perseids yang Akan Terjadi pada 9 September 2025
Apa Itu Silent Reader di Media Sosial
Alasan utama seseorang memilih untuk diam di dunia maya adalah menghargai privasi. Mereka lebih selektif dalam membagikan informasi pribadi, karena sadar setiap unggahan bisa menimbulkan risiko salah paham atau penilaian negatif.
Dengan tidak terlalu sering membuat story, seseorang dapat melindungi dirinya dari tekanan sosial dan komentar yang tidak diinginkan.
Silent reader biasanya tidak mencari validasi sosial. Berbeda dengan pengguna yang aktif mengunggah dan menunggu likes, para pengamat pasif ini lebih tenang karena sumber kebahagiaan mereka berasal dari dalam diri.
Orang-orang ini cenderung memiliki internal locus of control yang kuat, yaitu rasa percaya diri dan nilai dirinya tidak bergantung pada pengakuan dari orang lain di media sosial.
Selain itu, banyak di antara mereka yang lebih fokus pada dunia nyata dibanding dunia digital. Bagi sebagian besar kelompok ini, media sosial hanyalah alat untuk memantau tren, membaca berita, atau mengetahui kabar teman, bukan panggung untuk menampilkan kehidupan pribadi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dari sisi kepribadian, silent reader kerap menunjukkan sifat analitis dan observatif. Banyak dari mereka adalah individu introvert yang merasa lebih nyaman sebagai pengamat daripada pelaku aktif.
Kebiasaan ini tidak selalu berarti tertutup, melainkan bentuk kecerdasan sosial dalam memilih kapan dan dengan siapa mereka ingin terlibat.
Bagi kelompok ini, media sosial ibarat koran digital. Mereka menggunakannya untuk mengonsumsi informasi, bukan menampilkan diri. [Din]