HUJAN monsun yang lebat dan banjir di negara bagian selatan India telah menewaskan sedikitnya 25 orang, dengan ribuan orang diselamatkan dan dibawa ke kamp-kamp bantuan, kata para pejabat.
Dikutip dari Aljazeera.com, setidaknya 16 orang tewas di negara bagian Telangana, dan sembilan orang di negara bagian tetangga Andhra Pradesh dalam dua hari terakhir.
Pemerintah Telangana juga telah mendesak pemerintah federal India untuk menyatakan banjir tersebut sebagai bencana nasional.
Baca juga: Banjir Bandang Ternate Memakan Korban Sebanyak 13 Warga Kelurahan Rua
Akibat Hujan Lebat, India Dilanda Banjir yang Menewaskan Sedikitnya 25 Orang
Sejauh ini, sekitar 3.800 orang telah diselamatkan di Telangana dan dipindahkan ke kamp-kamp bantuan.
Pada hari Senin (2/9/2024), Angkatan Udara India juga mengatakan telah menerbangkan lebih dari 200 petugas penyelamat dan 30 ton bantuan darurat ke kedua negara bagian.
Hujan menyebabkan kerusakan yang meluas setiap tahun, tetapi para ahli mengatakan perubahan iklim mengubah pola cuaca dan meningkatkan jumlah peristiwa cuaca ekstrem.
Minggu lalu, sedikitnya 28 orang tewas selama tiga hari di negara bagian Gujarat bagian barat. Sekolah-sekolah di beberapa bagian distrik Kutch ditutup, karena hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.
Kantor cuaca India mengatakan depresi dalam telah terbentuk di daratan dan secara bertahap akan bergerak ke barat laut di atas Laut Arab, menyebabkan hujan lebat.
“Pembentukan siklon umumnya terjadi di atas laut dan kemudian bergerak ke daratan. Jenis sistem ini tidak biasa karena terbentuk di daratan dan sekarang bergerak ke arah laut,” kata Ashok Kumar Das, kepala Departemen Meteorologi India di Ahmedabad, Gujarat, kepada Reuters.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bulan lalu, di negara bagian Tripura di timur laut, banjir dan tanah longsor menewaskan lebih dari 20 orang.
Negara tetangga Bangladesh, di hilir India, juga mengalami banjir mematikan yang menewaskan sedikitnya 40 orang pada bulan Agustus, dengan hampir 300.000 penduduk mengungsi di tempat penampungan darurat. [Din]