ChanelMuslim.com – Semenjak Amerika Serikat melalui Presidennya Trump mengumumkan Ibukota Al Quds adalah milik Yahudi. Palestina semakin terpojok, walaupun sidang PBB telah menyebut dan memutuskan bahwa Al Quds adalah Ibukota Palestina. Namun, pernyataan tersebut tidak terlalu berpengaruh kembalinya Al Quds. Selain itu, Palestina juga tidak merdeka hingga kini.
Semenjak Yahudi menjajah Palestina, warga Palestina sepertiga orang dari 2 juta orang penduduk mengungsi. Sejak 1918 hingga sekarang bangsa Palestina bisa bertahan hidup karena pertolongan Alloh Ta'ala. Kemudian bantuan kemanusiaan dari negara-negara yang mendukungnya. Apalagi pasca empat tahun perang musim panas terakhir pada 2014, kondisi Gaza sangat parah. Laporan menunjukan kondisi perekonomian dan kehidupan di Gaza amat sulit, terutama setelah blokade dan kemenangan Hamas pada pemilu serta dikuasainya Gaza secara penuh tahun 2007 lalu.
Hal ini ditegaskan oleh Insan Nurrohman penanggung jawab pemberangkatan Kapal Kemanusiaan Palestina 212 dari ACT
"80 persen penduduk mereka mengandalkan bantuan kemanusian. 60 persen mereka disana para pemuda dan rata-rata menganggur," kata pria berkacamata ini, Rabu (10/1/2018).
Insan menambahkan ada 5.000 pedagang kecil disana. Mereka tidak bisa menjual barang dagangan karena konflik terjadi, dan tidak bisa memutar barang dagangan karena tidak ada uang. "Kalaupun bisa menjual mereka pastinya mengutang," tambah Ihsan.
Selain itu, sebanyak 100 ribu orang warga gaza tidak punya rumah.
"Dari 2 juta gaza sendiri ada sekitar 200 ribu separuhnya tidak punya rumah. Sepertiga warga palestina mengungsi. Belum faktor kemiskinan 70 persen miskin tidak bisa bekerja dan mengandalkan bantuan luar negeri. Inilah yang harus diperhatikan kita semua," kata Ihsan.
Oleh karena itu sudah sepantasnya Indonesia yang sudah didukung oleh Palestina kemerdekaannya untuk membantu Palestina.
"Tentang kemanusiaan, kita akan berangkatkan 10 ribu ton beras ke Gaza, Palestina pada 21 Februari 2018," kata Ihsan. (Ilham)