Chanelmuslim.com-Selama berabad-abad pola makan tiga kali sehari ini digembar-gemborkan sebagai kebiasaan yang sehat. Padahal sebenarnya tidak ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut
Waktu kecil kita selalu dianjurkan untuk makan tiga kali sehari agar kebutuhan gizi dan nutrisi terpenuhi. Tapi rutinitas seperti sarapan, makan siang dan makan malam ternyata justru mengganggu kesehatan.
Di antaranya adalah kemungkinan obesitas yang tinggi dan serangan penyakit berat seperti diabetes maupun stroke.
Abigail Carroll, ahli sejarah, menulis buku Three Squares: The Invention of the American Meal yang mengungkap sejarah kebiasaan makan tiga kali sehari.
Dalam bukunya yang dikutip MailOnline, Kamis 12 Maret 2015, Carroll menyebut kebiasaan makan tiga kali sehari dibawa oleh orang-orang Eropa yang melakukan ekspedisi hingga ke benua Amerika.
Di sana mereka menularkan kebiasaan makan tiga kali sehari ‘secara paksa’ kepada penduduk asli Amerika.
Carroll mengatakan orang-orang Eropa menilai makan tiga kali sehari sebagai budaya yang lebih beradab dari kebiasaan penduduk asli Amerika yang pola makannya tergantung musim dan kebiasaan puasa.
Selanjutnya, selama berabad-abad pola makan tiga kali sehari ini digembar-gemborkan sebagai kebiasaan yang sehat. Padahal sebenarnya tidak ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut, kata Carroll.
Selama ini, sarapan dianggap sebagai yang paling penting, padahal itu hanyalah kampanye iklan yang disebarkan perusahaan pembuat sereal dan jus.
Bahkan, sebuah penelitian pada 2014 oleh University of Bath menemukan bahwa sarapan atau tidak sarapan, tidak memengaruhi jumlah kalori yang dikonsumsi dalam sehari.
Mereka yang sarapan justru membakar lebih banyak kalori dalam tubuhnya daripada yang tidak sarapan. Mereka akan membakar ekstra kalori di malam hari.
Hasil yang sama juga ditemukan oleh University of Alabama yang menyebutkan makan pagi atau tidak, tidak memiliki pengaruh bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism tahun lalu menyebut, justru makan di antara jam-jam kerja selama 8 jam sehari bisa menurunkan berat badan seseorang.
Baik makan porsi besar tiga kali atau porsi kecil enam kali sehari tidak membuat perbedaan terhadap jumlah kalori secara keseluruhan, kata penelitian tahun 2010 yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition di Inggris.
Sementara dalam penelitian terbaru disebutkan puasa, yang dianggap tidak ‘beradab’ oleh penjelajah Eropa – sebenarnya sangat sehat.
Pola makan 5:2, yang membatasi makanan hanya 500 kalori dalam dua hari selama seminggu, menyebabkan penurunan berat badan, umur panjang dan menurunkan tekanan darah.
Sementara University of Southern California dalam penelitian yang dipublikasikan tahun lalu menemukan puasa selama dua sampai empat jam sehari selama enam bulan akan memaksa tubuh memasuki mode bertahan.
Makan sebanyak 3 kali sehari sebenarnya bisa tidak membahayakan, asalkan benar-benar menakar dan mengetahui apa yang kita makan. Bahkan sebenarnya, lebih disarankan makan 6 kali sehari. Yakni, 3 kali makan utama dan 3 kali makan kudapan. (ind/dream)