ChanelMuslim.com – Surat Al-A’raf ayat 96 menjelaskan bahwa keberkahan suatu negeri dilihat dari penduduknya. Hal itu berarti apabila penduduk di negeri tersebut ada banyak yang bertakwa, maka bisa membuat negeri itu mendapat keberkahan.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 6, Tunjukilah Kami Jalan yang Lurus
Al-A’raf 96 dan 97, Keberkahan Suatu Negeri Dilihat dari Penduduknya
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (dengan ayat-ayat Kami itu), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf 96).
Berkata Ibnu Katsir Rahimahullah :
أي آمنت قلوبهم بما جاء به الرسل، وصدقت به واتبعوه، واتقوا بفعل الطاعات وترك المحرمات
{لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض}، أي قطر السماء ونبات الأرض،
Yaitu hati mereka beriman dengan apa yang datang dari rasul-rasul dan membenarkannya, mengikutinya, dan bertakwa dengan mengerjakan amal-amal ketaatan dan meninggalkan perkara yang diharamkan.
️Maka pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (Al-A’raf: 96)
Dikutip dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, maksudnya hujan dari langit dan tumbuh-tumbuhan dari bumi.
وقال تعالى: {ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون} أي ولكن كذبوا رسلهم فعاقبناهم بالهلاك على ما كسبوا من المآثم والمحارم،
Allah berfirman selanjutnya:
“Akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf 96)
Yaitu tetapi mereka mendustakan rasul-rasul-Nya, maka kami siksa mereka dengan menimpakan kebinasaan atas mereka karena perbuatan dosa kemaksiatan dan keharoman-keharoman yang mereka kerjakan.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman menakut-nakuti dan memperingatkan orang-orang yang berani menentang perintah-perintah-Nya dan bersikap berani melanggar larangan-Iarangan-Nya, Dengan ayat berikutnya :
Maka apakah penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka. (Al-A’raf 97)
Yakni azab dan pembalasan Kami
di malam hari yaitu ketika mereka sedang tidur juga pembalasan kami di waktu matahari sepenggalan naik yakni ketika mereka sedang bermain, dan di kala mereka sedang tersibukan dan terlalaikan.
{فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ}
Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Al-A’raf ayat 99)
ولهذا قال الحسن البصري رحمه الله: المؤمن يعمل بالطاعات وهو مشفق وجل خائف، والفاجر يعمل بالمعاصي وهو آمن.
Oleh karena itu, telah berkata Al-Hasan Al-Basriy rahimahullah.
Seorang mukmin ketika mengerjakan amal-amal ketaatan sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir, sementara ahlu maksiat mereka ketika mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman. [Cms]
Ustaz Abu Amina Ajawiy di pondok Salafiyah Yatim Non Yatim Annashihah Cepu Blora dikutip dari Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir Rahimahullah.
Sumber: WA Pesantren Salaf Onlin