Chanelmuslim.com – Ingin memiliki jodoh yang soleh/soleha, berakhlak, beriman dan mengerti kondisi sesama pasangan boleh-boleh saja. Tapi perlu kita ingat bahwa jodoh tak akan pernah sesuai dengan apa yang kita impikan.
“Jodohmu Tak Akan Pernah Sesuai Dengan Impianmu” . Demikian pernyataan Ustad Salman Al Farisi Al Makky pada kajian yang diadakan Film Maker Muslim Daqu Movie di Masjid Abu Bakar Ash Shidiq Jl Otista Raya No 411, Cawang Jakarta Timur, Sabtu (4/2).
Jika jodoh sesuai dengan apa yang kita impikan maka Rasullullah Shallahu Alaihi Wasallam pun tidak perlu mengatakan bahwa menikah pahalanya 50 persen.
Dinamika rumah tangga setelah menikah sangatlah merepotkan. Jika itu direspon dengan sabar dan syukur oleh suami atau istri maka mereka berhak mendapatkan bonus pahala dari Allah sebanyak 50 persen. Di sinilah pentingnya hijrah sebelum menikah.
Belakangan ini banyak pemuda yang baru hijrah ingin cepat-cepat menikah. Bahkan pada hijrah seseorang yang masih dalam hitungan hari. Menikah tidak selamanya bicara soal cinta tapi yang di perlukan adalah komitmen. Hijrah tak boleh hanya setengah hati namun harus total.
Hijrah yang dimaksudkan bukanlah Hijrah simbol dari yang tidak berjilbab menjadi berjilbab atau perubahan fisik lannya. Tetapi hijrah yang dimaksudkan adalah Hijrah Akhlak. Karena Hijrah simbol tak ada kaitannya dengan menikah.
Contoh pernikahan yang paling bahagia di dunia ini adalah pernikahan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dengan istrinya Khadijah.
Pernikahan mereka sudah bahagia sejak awal mereka menikah sampai meninggalnya Khadijah. Usia pernikahan Rasulullah dan Khadijah 25 tahun (15 tahun sebelum islam datang dan 10 tahun sesudah islam datang).
Kuncinya adalah akhlak.
Rasulullah dan Khadijah memiliki akhlak yang baik karena itu rumah tangga mereka sudah bahagia sebelum islam datang. Dan Lebih bahagia lagi setelah islam datang.
Bukan Revolusi Mental Akan Tetapi Revolusi Akhlak yang dibutuhkan dalam pernikahan. Ketika kita meminta didatangkan jodoh yang soleh-soleha, sudahkah kita bercermin pada diri sendiri Sudah solehkah diri kita?
Jangan menjadikan diri egois memilih kriteria pendamping hidup. Kebanyakan dari kita menginginkan kriteria pasangan yang sesuai dengan keinginan tanpa membenahi diri sudah pantaskah kita mendapatkannya.
Akui kekurangan diri dahulu sebelum menentukan kriteria. Tetap pertahankan perubahan fisik dan benahi akhlak. Itulah hijrah yang sesungguhnya.
Merubah akhlak kita yang belum sesuai dengan kriteria hijrah
Contoh yang paling sederhana dari seseorang yang berakhlak adalah ia membuang sampah pada tempatnya. Jangan hanya pandai berbicara soal agama tapi juga harus pandai menjaga kebersihannya.
Bahkan dalam hadist Nabi dikatakan “Kebersihan sebagian dari iman”. Kita harus mencerminkan bahwa Umat Islam adalah umat yang bersih.
Yang kedua adalah meninggalkan semua yang tidak bermanfaat. Akhlak yang baik bisa meninggalkan semua yang tidak bermanfaat termasuk rokok dan gosip.
Juga jangan latah menyebarkan Broadcast yang hanya berisi kalimat provokasi dan tidak bermanfaat. Dunia islam diporak-porandakan dengan media sosial.
Sehingga muslim-muslimah lebih berteman dengan media sosial daripada Al-Qur’an dan As Sunnah. Sebarlah broadcast yang isinya ajakan tentang kebaikan.
Pegang dan pilihlah orang yang beragama maka kau akan bahagia. Namun jangan tertipu oleh jubah. Yang menjadikan pedoman seorang itu beragama bukanlah sekedar status ustad ataupun ustadzah.
Jika ingin dapatkan orang yang beragama dirikanlah agama pada dirimu dahulu. Jangan melihat calon, tapi berkacalah pada diri sendiri.
Sehingga kita akan berkomitmen untuk menerima kekurangan pasangan kita. Pernikahan itu bukanlah cinta, Pernikahan karena cinta rata-rata palsu. Menikahlah karena komitmen, begitulah Allah mengatakan.
Maka dalam pernikahan dikatakan Saya terima nikahnya bukan saya terima cintanya.
Hijrah dan pernikahan sangatlah berhubungan. Jika tidak adanya hijrah yang baik maka tidak akan pernah ada pernikahan yang baik pula. Utamanya hijrah akhlak.
Demikian Ust.Salman menyampaikan materi pada kajian yang di adakan oleh Film Maker Muslim Daqu Movie bekerja sama dengan PPPA Daarull Qur’an.
Dihadiri kurang lebih 120 peserta, kajian dikemas secara apik oleh Ust.Salman, sehingga berlangsung sangat seru.
Diawali dengan pembukaan dan sari tilawah oleh tim Nasyid TIVI, dilanjutkan dengan games sambung cerita dan performa dari TIVI. Di meriahkan pula oleh tim Nasyid Baqdad yang mengcover lagu Astaghfirullah by Opick.
Acara ini diakhiri Nomat(Nonton Bermanfaat) . Film pendek garapan Film Maker Muslim Daqu Movie ini berbeda dari dari film-film sebelumnya dengan judul “ Penantian Berharga” yang disutradarai Andre Muhammad Addin.
Bercerita tentang seorang pasangan yang sudah menikah 7 tahun, tapi belum di karunia anak karena sang istri mengidap tumor rahim.
Segala cara sudah dicoba sampai akhirnya dipertemukan dengan seorang anak kecil yang kurang mampu di sinilah kejaiban bermula. Sang istri dinyatakan hamil. (Ipr)