ChanelMuslim.com- Seorang pembesar bersengketa pendapat tentang sepatunya. Menurutnya, semua sepatu yang pernah ia coba selalu kekecilan.
Hal tersebut menjadikan para penjual sepatu terheran-heran. “Tapi kok menurut saya, kaki bapak yang kekecilan. Bukan sepatunya,” ucap salah seorang pedagang sepatu.
Sayangnya, sang pembesar tidak sependapat. Ia begitu yakin kalau sepatu yang dijual itu yang kekecilan.
Begitu seterusnya, hampir semua toko sepatu selalu berpandangan sama. Kaki sang pembesar itulah yang kekecilan, bukan sepatunya.
Perpedaaan pandangan ini pun tidak kunjung selesai. Akhirnya, ada seorang penjual sepatu yang berpikir lain.
Ia tidak memberikan sepatu yang lebih besar dari ukuran kaki sang pembesar. Sebaliknya, ia justru menyodorkan yang lebih kecil dari ukuran kaki sang pembesar.
Apa yang terjadi? Sang pembesar menilai bahwa ukuran itulah yang cocok. Sepatu itu pun ia pakai meskipun banyak orang menilai ukurannya kekecilan.
**
Tidak jarang orang menilai dirinya dengan penilaian yang tidak obyektif. Seolah-olah bahwa kapasitas dirinya sangat besar sehingga tidak memadai untuk “wadah” yang akan ia tempati.
Penilaian subjektif itu akan terus seperti itu meskipun banyak pihak yang ingin meluruskan. Tapi karena ia merasa yakin tentang besarnya kapasitas dirinya itu, kecocokan menjadi sulit terjadi.
Kecuali, ketika ia ditempatkan di sebuah wadah yang kecil. Sontak ia akan merasa nyaman, cocok, dan pas.
Hal itu karena memang kapasitas dirinya kecil. Meskipun ia mengakunya sangat besar.
Jadi, berhati-hatilah dengan ego diri yang merasa diri bernilai besar. Karena boleh jadi, besar menurut diri sendiri sebenarnya sangat kecil dalam pandangan banyak orang. [Mh]