ChanelMuslim.com- Awal pekan ini publik dikejutkan dengan gaya komunikasi politik Anies Baswedan yang unik. Tanpa mencela, tanpa menghina, tapi lawan politik seperti “terpukul” telak.
Pasca diam setelah dikritik habis-habisan oleh politisi PSI, Giring Ganesha, Anies Baswedan mulai bereaksi. Ia tidak membalas dengan cara yang sama. Tapi dengan cara yang unik dan menarik.
Ada dua sindiran Anies ke Giring. Sindiran itu dikemas begitu apik dalam bentuk video yang tersebar di media sosial.
Sindiran pertama melalui sebuah video yang menggambarkan dua youtuber sedang bernyanyi ‘Laskar Pelangi’. Tiba-tiba, Gubernur DKI itu muncul dari belakang keduanya. Anies mengatakan, kita sedang bekerja, mohon jangan berisik.
Sindiran kedua melalui grup band Nidji yang diundang Anies untuk cek sound di stadion baru JIS. Grup band Nidji seperti menguji bagusnya sound system di stadion yang hampir selesai itu.
Usai Nidji tampil, Anies Baswedan pun memberikan komentar, “Musiknya menggelegar, suaranya merdu, tidak ada sumbang-sumbangnya.”
Para politisi menilai bahwa dua sindiran Anies yang dikemas dalam bentuk video dan komen tersebut ditujukan ke Giring Ganesha.
Sindiran pertama seperti mengatakan, “Jangan berisik ya, kami di Jakarta ini sedang sibuk bekerja. Jangan diganggu!”
Dan sindiran kedua lebih telak lagi, “Tidak ada suara sumbang!” Kalimat itu lagi-lagi seperti ditujukan ke Giring yang tanpanya, musik Nidji menjadi menggelegar dengan suara yang merdu.
Para pengamat menilai, balasan Anies terhadap Giring ini merupakan gaya komunikasi yang berkelas, elegan, dan efektif.
Dengan cara ini, lawan politik tidak mendengar kalimat cacian, hinaan, dan sejenisnya. Biasanya, balasan terhadap serangan seperti ini berujung pada pelaporan ke polisi.
Anies seperti menyadarkan para politisi tanah air untuk menyudahi gaya politik preman seperti itu.
Para founding negeri ini sebenarnya sudah mengajarkan bagaimana berkomunikasi yang cerdas. Mereka begitu sengit dalam argumentasi. Tapi, di luar forum, mereka tetap sebagai sahabat dan saudara.
Gaya komunikasi politisi seperti inilah yang akan menyegarkan kecerdasan dan keharmonisan bangsa. Bukan seperti saat ini, di mana rakyat Indonesia seperti mengalami pembelahan. [Mh]