وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)
“Ren, shalat itu jangan dijadikan beban atau cuma sekedar penggugur kewajiban. Seharusnya sudah jadi kebutuhan….”
Begitulah nasihat yang saya ingat banget dari bapak saya Sutomo Sutomo. Beliau selalu menyontohkan anaknya dengan keteladanan.
Baca juga: Lima Modalitas Kehidupan Manusia
Dulu waktu masih aktif menjadi polisi terkenal dengan polisi yang taat dan nggak neko-neko bahkan sampai ‘dibuang’ dari tempat kerjanya gara-gara nggak mau ‘nyetor’ ke komandannya. Someday saya ceritain deh yah.
Tapi intinya kalimat itu dulu saya belum begitu paham dan memang nggak minat untuk memahami. Namanya juga bocil (bocah kecil). Sukanya main saja.
Jalanin hidup ingin senang-senang saja nggak berpikir kita nih darimana, sedang apa, dan hendak ke mana. Kenapa harus shalat, ada apa dengan shalat, siapa yang lagi kita sembah dalam shalat, dan lain-lain.
Pokonya mah jalanin hidup weh. Namanya juga bocil hehe. Jangan-jangan kalau kita sampai umur dah banyak masih nggak berpikir itu semua juga masih “bocil” yah, ups.
“Yaelah Mas, shalat biasa saja kali. Nggak usah berlebihan. Yang penting mah jalanin saja (nggak peduli maknanya, tujuan, efek, dan lain-lain). Jangan gitu-gitu amatlah kaya tetangga sono noh.”
Model gini nih di kedalaman 2:13 mah disebut bukan bocil lagi tapi Allah sebut kita yang punya akal tapi nggak dipakai untuk memahami semua dengan sebutan kurang akal (bodoh).
So, kenapa shalat? Zakat? Ruku’ bareng (jamaah)? Kalau dijelasin detail panjang banget. Tapi saya sharing satu hal saja.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com