ChanelMuslim.com – Ada sebuah cerita yang berawal dari keterpaksaan, tetapi lama-lama jadi sebuah kebiasaan karena keterpaksaan tersebut membuatku suka membaca.
Sebut saja namaku Aya. Pengalaman yang membuatku terpaksa untuk membaca buku adalah pengalaman karena hanya ingin numpang mendinginkan diri di perpustakaan sekolah.
Baca Juga: Apakah Boleh Membaca Al-Qur’an tanpa Berwudhu?
Keterpaksaan yang Membuatku Suka Membaca
Pada saat SMA kelas 10, perpustakaan adalah tempat ternyaman bagiku dan teman-temanku untuk mengerjakan tugas dan sekadar mengisi jam kosong apabila guru tidak ada.
Alasannya bukan untuk meminjam buku supaya bisa dengan mudah mendapatkan jawaban dari tugas yang diberikan. Namun, tujuan kami semua adalah murni untuk mendinginkan badan.
Kalau ada tugas, kami bisa menjadikan itu sebagai dalih untuk berada di perpustakaan.
Namun, masalahnya adalah ketika tidak ada tugas. Bagaimana caranya aku dan teman-temanku membuat penjaga perpustakaan tidak mengusir kami dari perpustakaan karena cuma numpang ngadem?
Ya, kami pun biasanya terpaksa untuk berakting atau pura-pura ambil buku dan baca di pojokan sehingga tidak terlihat oleh mata elang sang penjaga perpustakaan.
Ajaibnya, saat itu, entah apa yang merasuki, aku mengambil novel, melihat bagian belakang novelnya, dan menikmati ceritanya.
Masih terekam jelas di ingatan bahwa novel itu berjudul “Dalam Mihrab Cinta” karya Habibburrahman El Shirazy atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Kang Abik.
Setelah membaca novel ini, aku tiba-tiba saja ketagihan untuk membaca cerita. Hal yang luar biasanya lagi, aku dapat bonus jadi hobi menulis karena langsung kepo gimana caranya bisa bikin cerita yang bagus dan sama seperti itu.
Akhirnya, sampai sekarang membaca dan menulis itu menjadi kebiasaan aku. Dari cerita ini, aku ingin berterima kasih untuk sekolah yang hanya menyediakan AC di perpustakaan sekolah.
Hal tersebut membuat diriku terpaksa dan mau tidak mau harus membaca di perpustakaan. [Cms]