Ia marah kepada saya. Mungkin karena tuntutan saya agar ia lebih banyak memperhatikan saya dan anak-anak. Ia terlalu sibuk dengan pekerjaan dan organisasinya.
Ia lelaki yang baik, rajin ibadah, namun kurang memperhatikan istri dan anak. Apa yang harus saya lakukan Pak Cah?
JAWAB:
Wa‘alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.
1. Suami anda adalah lelaki salih dan rajin ibadah, maka syukurilah hal ini. Pandanglah dari sisi positif dan kebaikan serta kelebihannya. Jangan fokus mencari kekurangannya.
Baca juga: Terima Kasih untuk Para Guru yang Ikhlas
2. Semua orang pasti memiliki kekurangan. Demikian pula suami Anda. Sebaik apapun manusia, pasti punya titik kelemahan.
3. Allah Maha Mengetahui, ketika ada titik lemah dari suami Anda, Allah hadirkan Anda untuk melengkapi dan menguatkannya.
4. Saya sangat yakin, sebenarnya suami Anda sudah memberikan perhatian kepada Anda dan anak-anak, namun bentuk perhatian yang diberikannya belum sesuai dengan keinginan Anda.
Mungkin ia memberikan perhatian bekerja keras, melalui kesungguhan mencari nafkah, melalui doa, melalui penjagaan dirinya. Ia tidak maksiat, ia rajin ibadah, ia rajin melakukan kebaikan.
Mungkin ia tidak memberi bunga untuk Anda, namun bukan berarti ia tidak memperhatikan Anda.
5. Jadi jangan mengatakan bahwa ia tidak memperhatikan atau tidak peduli kepada Anda. Ungkapan ini sangat menyakitkan hatinya.
6. Sempurnakan amal salih Anda dengan terus mendampinginya. Ia lelaki baik, namun ada titik lemah, untuk itu Allah memilih Anda untuk mendampinginya agar ia semakin baik.
7. Bahwa Anda berhak untuk mendapat perhatian sesuai yang Anda inginkan, itu benar. Namun jangan mengungkapkan dalam bentuk kalimat tuntutan yang membuatnya merasa tidak nyaman dengan Anda.
Ungkapkan dari hati ke hati dalam suasana tidak emosi. Bukan dengan kalimat tuntutan.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com