ChanelMuslim.com – Surat Al-Baqarah ayat 16 menjelaskan bahwa ada yang sebelumnya beriman, tapi memilih menjadi Kafir. Mereka lebih menyukai kesesatan daripada petunjuk dari Allah.
Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 15, Allah Membiarkan Mereka Teroambang-ambing dalam Kesesatan
Surat Al-Baqarah Ayat 16
أُو۟لَٰئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشْتَرَوُا۟ ٱلضَّلَٰلَةَ بِٱلْهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَٰرَتُهُمْ وَمَا كَانُوا۟ مُهْتَدِينَ ﴿١٦﴾
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.
(QS. Al-Baqarah[2]: 16)
Dikutip dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, As-Saddi (As-Suda) di dalam kitab tafsirnya mengatakan dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud, dari sejumlah sahabat sehubungan dengan makna firman-Nya, “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.”
Yang dimaksud ialah mereka mengambil kesesatan dan meninggalkan hidayah.
Ibnu Ishaq mengatakan dari Muhammad Ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’id Ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya, “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,” yakni membeli kekufuran dengan keimanan.
Menurut mujahid, makna yang dimaksud ialah pada mulanya mereka beriman, kemudian kafir.
Qatadah mengatakan, maksudnya ialah mereka lebih menyukai kesesatan daripada hidayah (petunjuk). Pendapat Qatadah ini mirip dengan makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
Dan adapun kaum Samud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu. (Fushshilat 17)
Kesimpulan dari pendapat semua ahli tafsir tentang hal-hal yang telah kami sebutkan ialah ‘orang-orang munafik itu menyimpang dari jalan petunjuk dan menempuh jalan kesesatan, mereka menukar hidayah dengan kesesatan’. Pengertian inilah yang dimaksud oleh firman-Nya:
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.
Dengan kata lain, mereka melepaskan hidayah sebagai ganti kesesatan. Dalam hal ini sama saja apakah dia berasal dari orang yang tadinya beriman, kemudian kafir, sebagaimana yang dinyatakan di dalam firman-Nya:
Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi), lalu hati mereka dikunci mati. (Al Munafiqun: 3)
Baca Juga:
Lebih Menyukai Kesesatan
Atau dari kalangan mereka lebih menyukai kesesatan daripada hidayah, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian dari kalangan mereka (orang-orang munafik), dan memang mereka itu terdiri atas berbagai macam golongan. Karena itu, pada ayat selanjutnya Allah swt berfirman:
Maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
Perniagaan mereka yang demikian itu tidak membawa keuntungan, dan tidaklah mereka mendapat petunjuk, yakni tidak memperoleh bimbingan dalam perbuatannya itu.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Basyir, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Qatadah sehubungan dengan firman-Nya,
“Maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”
Demi Allah, kalian telah melihat mereka keluar dari hidayah menuju jalan kesesatan, dari persatuan menjadi perpecahan, dari aman menjadi ketakutan, dan dari sunnah menjadi bid’ah. Demikian pula menurut riwayat Ibnu Abu Hatim melalui hadits Yazid Ibnu Zurai’, dari Sa’id, dari Qatadah dengan makna yang sama. [Cms]