ChanelMuslim.com – “Mengapa kamu begitu sulit diberi tahu? Apakah harus dengan kekerasan baru kamu mengerti?” dengan marah ayah Imran menasihati anaknya panjang lebar.
“Sudah beberapa kali Ayah katakan padamu bahwa kamu harus melakukan ini semua dengan serius. Jangan hanya bermain-main saja, menutup telinga dan seakan apa yang Ayah katakan ini hanya gurauan saja,” lanjut ayah Imran.
Kemarahan sang Ayah lantaran Imran terancam tidak naik kelas pada tahun ini. Sementara kesempatan hanya diberikan satu kali lagi oleh gurunya, yaitu pada final test yang harus dihadapi dua bulan lagi.
Baca juga: Mau Shalat yang Berapa Rakaat?
Itu pun semua nilai harus mencapai angka minimal 90. Hal ini begitu sulit dirasakan karena Imran memiliki tabiat kurang tekun belajar sehingga rasanya akan sulit dicapai.
Ayah sangat putus asa ketika Ibu dengan wajah cemberut meminta Ayah untuk berbagi tugas. Ayah mendidik Imran dan Faisal, anak pertama dan kedua sedangkan ibu mendidik Inas dan Sakinah.
Maksud ibu, mengingat bahwa semakin dewasa anaknya maka semakin sulit pelajarannya. Ibu yang juga bekerja di kantor pemerintahan, walaupun bisa pulang lebih awal daripada Ayah yang bekerja jauh di ujung kota.
Ibu menginginkan agar anak-anak perempuan dididik oleh Ibu. Sementara Ayah mendidik anak lelaki. Ibu sudah membuat plan.
Pagi belajar apa saja dan malam setelah maghrib belajar apa saja. Namun Ibu dan kedua anak perempuannya merasa pusing. Karena di ruang tamu yang disulap untuk ruang belajar oleh Ayah dan kedua anak lelaki, seringkali terdengar bentakan, teriakan, dan hujatan.
Rasulullah bersabda, “Masing-masing kalian adalah pengembala, dan masing-masing kalian bertanggung jawab atas pengembalanya.” (Muttafaqun’alaih)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: