ChanelMuslim.com – Salman Al-Farisi melanjutkan ceritanya:
Ketika telah berada di hadapanku bapakku, kukatakan kepadanya: “Aku lewat pada suatu kaum yang sedang melakukan upacara sembahyang di gereja. Upacara mereka amat mengagumkan.
kulihat pula agama mereka lebih baik dari agama kita. Kamipun bersoal jawab melakukan diskusi dengan bapakku dan berakhir dengan di rantainya kakiku dan dipenjarakannya diriku.
Baca Juga: Cerita Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran
Ketika orang-orang Nasrani kukirim berita bahwa aku telah menganut agama mereka. Ku minta pula agar bila datang rombongan dari Syria, supaya aku diberitahu sebelum mereka kembali, karena aku akan ikut bersama mereka ke sana permintaanku itu mereka kabulkan, maka aku putuskan rantai, lalu meloloskan diri dari penjara dan menggabungkan diri kepada rombongan itu menuju Syria.
Cerita Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran (2)
Sesampainya di sana kutanyakan seorang ahli dalam agama itu dijawabnya bahwa ia adalah Uskup pemilik gereja. Maka datanglah aku kepadanya, ku ceritakan keadaanku. Akhirnya tinggallah aku bersamanya sebagai pelayan, melaksanakan ajaran mereka dan belajar.
Sayang uskup ini seorang yang tidak baik beragamanya, karena dikumpulkannya sedekah dari orang-orang dengan alasan untuk dibagikan, ternyata disimpan untuk dirinya pribadi. Kemudian itu wafat.
Mereka mengangkat orang lain sebagai gantinya. Dan kulihat tak seorangpun yang lebih baik beragamanya dari uskup baru ini. Aaku pun mencintainya demikian rupa, sehingga hatiku merasa tak seorangpun yang lebih kucintai sebelum itu daripadanya.
Dan tatkala ajalnya telah dekat, tanyaku padanya nya: “Sebagaimana Anda Maklumi telah dekat saat berlakunya takdir Allah atas diri Anda.
Maka apakah yang harus kuperbuat dan siapakah sebaiknya yang harus kuhubungi?” “Anakku!” ujarnya, “tak seorangpun menurut pengetahuanku yang sama langkahnya dengan aku, kecuali seorang pemimpin yang tinggal di Mosul.
Lalu tatkala ia wafat aku pun berangkat ke Mosul dan menghubungi pendeta yang disebutkannya itu. Kuceritakan kepadanya pesan dari uskup tadi dan aku tinggal bersamanya selama waktu yang dikehendaki Allah.
Kemudian tatkala ajalnya telah dekat pula, kutanyakan kepadanya siapa yang harus kuturuti. Ditunjukkannyalah orang shalih yang tinggal di Nasibin. Aku datang kepadanya dan ku ceritakan perihal ku, lalu tinggal bersamanya selama waktu yang dikehendaki Allah pula. [Ln]
Bersambung…
Sumber: Karakteristik perihidup 60 Sahabat Rasulullah, Oleh Khalid Muh Kholid