ChanelMuslim.com- Begitu banyak momen yang menyenangkan dalam hubungan suami istri. Tapi, ada juga momen-momen yang sangat rentan. Jika salah mengolah, hubungan akan goyah.
Suami istri itu hubungan hidup antara dua insan. Keduanya terikat dalam mitsaqan ghalizha, atau perjanjian yang kuat. Yaitu, akad pernikahan yang diniatkan karena Allah subhanahu wata’ala.
Hubungan hidup dua insan ini adalah perjalanan panjang. Bukan satu atau dua tahun. Tapi, untuk seumur hidup. Dan, akan bersambung insya Allah dalam kehidupan akhirat yang bahagia.
Namun begitu, bukan dunia kalau tanpa ujian. Ada momen-momen di mana hubungan suami istri diuji. Dan di antara ujian-ujian itu ada yang cukup rentan menggoyahkan hubungan.
Ada PIL atau WIL
Ada badai rumah tangga lain yang tidak kalah dahsyatnya dari krisis keuangan. Yaitu, gangguan keharmonisan berupa adanya pria idaman lain atau wanita idaman lain.
Gangguan ini biasanya dialami oleh mereka yang sudah mengarungi rumah tangga di atas sepuluh tahun. Ada berbagai keadaan yang sangat memungkinkan PIL atau WIL bergentayangan di hati istri atau suami.
Keadaan pertama ketika istri direpotkan dengan kelahiran demi kelahiran. Terlebih istri yang bertubi-tubi mengalami kelahiran sekitar dua tahun sekali.
Si bayi belum selesai menyusui, calon adik sudah hadir di perut ibu. Dengan begitu, konsentrasi dan kesibukan istri nyaris seratus persen hanya untuk bayi dan bayi. Sementara suami harus bersabar menunggu “giliran” perhatian istri di waktu-waktu sisa.
Keadaan lain yang ikut menjadikan suami mencari “alternatif” adalah penampilan istri yang berubah di saat perjuangan dengan bayi-bayi itu. Bisa karena postur tubuh yang tidak lagi ideal, bisa juga karena istri tidak lagi begitu memperhatikan soal berhias saat bersama suami.
Hal ini bukan karena istri tidak ingin menemani suami sebaik mungkin. Tapi, lebih karena sebuah kesibukan alami yang tidak bisa digantikan oleh orang lain, meskipun oleh orang tua atau asisten rumah tangga. Karena kehamilan dan menyusui secara bersamaan hanya bisa dilakukan oleh istri.
Lalu, siapa yang akan menemani suami: beromantis ria, bercanda, berwisata, bersantai ria, ngobrol tentang pengamalan di tempat kerja, dan lain-lain. Jika hal itu berlalu satu atau dua bulan, mungkin bisa tertunda sementara. Tapi bagaimana jika berlangsung selama bertahun-tahun.
Jika di saat yang bersamaan datang WIL, maka kemungkinan terjadinya jalinan siluman menjadi terbuka lebar. Meskipun, semua konsideran tadi tidak pantas menjadi pembenaran terjadinya jalinan terlarang itu.
Begitu pun tentang datangnya PIL. PIL bisa berpeluang datang di saat istri lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan lain selain suami dan anak-anak. Khususnya berinteraksi dengan laki-laki di dalam atau di luar rumah.
Di saat yang bersamaan sosok suami jarang muncul di hari-hari kesenjangan waktu istri. Mungkin karena kesibukan kerja suami, keadaan fisik seperti karena penyakit, dan lainnya.
Sekali lagi, semua konsideran tadi tidak menjadi pembenaran atas kehadiran PIL. Apa pun keadaannya PIL tetap terlarang.
Faktor lain yang menstimulus kehadiran PIL atau WIL adalah setan. Setan mengolah seribu satu imajinasi agar PIL atau WIL menjadi begitu istimewa dan jauh lebih menarik dari suami atau istri.
Solusi sederhana dari kemunculan PIL atau WIL adalah perbanyak zikir serta melancarkan hubungan intim suami istri. Hubungan ini menjadi skala prioritas dari urusan apa pun yang ada. [Mh/bersambung]