ChanelMuslim.com- Sepekan belakangan ini, masyarakat seperti sudah bebas dari Covid. Orang seperti bebas berkerumun, tidak lagi mengenakan masker, segala tentang prokes seperti masa lalu.
Dampak psikologis itu merupakan imbas dari kian longgarnya aturan prokes di ruang publik. Yang dulu begitu dilarang ketat, kini mulai boleh.
Sekolah sekarang sudah dibuka. BIoskop sudah boleh. Mal dan restoran sudah mulai ramai pengunjung. Tempat-tempat wisata sudah kembali penuh. Aneka pesta pun sudah tidak lagi dilarang.
Sebagian orang mengkhawatirkan datangnya gelombang ketiga. Sejumlah negara tetangga seperti Vietnam dan Singapura pun sudah mulai merasakan hal itu.
Namun begitu, ada alasan umum kenapa gelombang ketiga dianggap tidak begitu mengkhawatirkan. Pertama, karena gencarnya upaya vaksinasi. Diperkirakan 50 juta lebih warga yang sudah vaksin tahap dua.
Kedua, serangan gelombang kedua lalu memang banyak menelan korban. Tapi di sisi lain, sebagian orang menilai bahwa karena itulah banyak penyintas Covid yang bisa dibilang memiliki antibodi alami.
Jadi, gencarnya vaksinasi dan banyaknya penyintas Covid, akan mampu meredam efek fatal gelombang ketiga.
Namun begitu, sikap ini sepatutnya juga diimbangi dengan kewaspadaan tinggi. Yaitu, data landai ini belum sepenuhnya didasari hasil testing dan tracing. Hal ini boleh jadi akan menjadi data semu yang bisa berakibat fatal.
Kedua, kalau lintas negara sudah juga dilonggarkan, dikhawatirkan gelombang ketiga berasal dari varian baru yang lebih berbahaya. Seperti sudah dimaklumi bahwa vaksin hanya ampuh untuk jenis yang lama. Bukan untuk varian baru.
Ketiga, dan inilah yang diharapkan tidak akan terjadi di negeri ini. Yaitu, klaster untuk siswa sekolah dasar ke bawah.
Saat ini, rentang usia itu memang tergolong rentan. Hal ini karena usia itu belum dilakukan vaksinasi sementara mereka sudah mulai bersekolah, berwisata, dan lainnya.
Semoga yang dikhawatirkan ini tidak pernah terjadi. Tapi tak ada salahnya untuk berjaga-jaga sebagai kewaspadaan untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi. [Mh]