ChanelMuslim.com – Ayah Bunda yang dicintai Allah, orangtua yang cenderung selalu memenuhi permintaan anaknya, biasanya menjadikan anak semena-mena. Misalnya, saat anak menginginkan mainan baru, mereka akan meronta-ronta dan menangis saat keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tuanya.
Mereka juga tidak akan menghargai mainan yang dibeli karena merasa jika mainan itu rusak mereka dengan mudah minta lagi kepada orang tuanya.
Anak yang sering menangis dan meronta-ronta saat keinginannya tidak dituruti itu sebagian besar akibat orang tua yang terlalu memanjakan.
Jika semua keinginan anak dituruti, maka hal ini akan menyebabkan anak tidak siap saat keinginannya tidak dipenuhi.
Baca Juga: Allah Mengabulkan Doa Orangtua untuk Anaknya
Dampak Negatif Orang Tua yang Selalu Memenuhi Permintaan Anak
Dampaknya akan sangat terlihat saat mereka beranjak remaja. Ketika remaja, saat apa yang mereka inginkan tidak dipenuhi, mereka bisa melakukan hal-hal buruk seperti marah-marah, membanting pintu, keluar rumah tidak pulang-pulang bahkan sampai menyakiti fisik diri sendiri atau orang lain bahkan orang tuanya sendiri.
Sudah terlalu banyak cerita-cerita anak yang menyakiti orang tuanya hanya gara-gara keinginan mereka yang tidak bisa dipenuhi oleh orang tuanya.
Selain itu, secara tidak sadar, mereka dididik untuk mendapatkan sesuatu dengan mudah, gampang, tidak repot, tidak sulit dan tidak perlu bekerja lebih dulu.
Dampaknya, saat mereka dewasa, mereka kurang memiliki daya juang, etos kerja keras yang lemah dan kurang memiliki semangat.
Mereka akan bekerja asal-asalan, cenderung malas dan pasrah dengan keadaan. Pahitnya lagi, mereka akan malas bekerja atau bahkan malas mencari kerja.
Baca Juga: Bila Anak Suka Berbohong
Solusi Mengatasi Anak yang Selalu Minta Dipenuhi Permintaannya
Bagaimana solusinya? Pertama, sebelum Bunda atau Ayah mengajak anak pergi ke suatu tempat, misalnya pergi ke mall, buatlah perjanjian dulu dengan anak.
Buatlah kesepakatan, misalnya, “Ayah dan Bunda akan mengajak Kakak pergi ke mall, tapi syaratnya Kakak tidak boleh meminta mainan ya”.
Atau bisa juga kesepakatan seperti ini “Bunda akan mengajak Kakak pergi ke mall, nanti Kakak boleh meminta mainan tetapi jika mainan yang akan dibeli nanti, Ayah dan Bunda tidak memperbolehkan, Kakak tidak boleh meminta mainan itu, ok…”.
Jika anak terbiasa menangis dan meronta-ronta saat menginginkan sesuatu, bunda mengatakan seperti ini: “Ayah dan Bunda akan mengajak Kakak pergi ke mall, tapi syaratnya Kakak tidak boleh meminta mainan ya, nanti kalau Kakak tetap menangis meminta mainan, mohon maaf, Bunda tetap tidak akan memberikan mainan dan selanjutnya Ayah dan Bunda tidak akan mengajak Kakak dulu pergi ke mall sebelum Kakak menuruti kata-kata Bunda”.
Ketika anak sudah mengeluarkan kekesalannya melalui tangisan dan anak menjadi lebih tenang, maka pergi temui dia lalu katakan:
“Apakah Kakak sudah lebih tenang? Bunda mau peluk dan minta maaf kepada Kakak. Bunda sayang dengan Kakak. Bunda tidak mengizinkan Kakak membeli mainan ini karena bla…bla…bla…”.
Jika kondisi emosi anak sudah mulai tenang, datangi anak, lalu peluk dan katakan bahwa Bunda atau Ayah sayang kepadanya kemudian beri penjelasan kenapa Bunda atau Ayah melarang anak membeli mainan tersebut.
Kuncinya adalah Ayah dan Bunda terus konsisten melakukan tips ini. Orang tua yang harus mengontrol anak bukan malah sebalinya orang tua yang dikontrol oleh anak.
Jika terus dilakukan, anak akan mulai sadar, apa yang dia lakukan untuk meminta sesuatu dengan menangis itu tidak ada gunanya, Ayah dan Bundanya tetap tidak akan membelikan mainan untuknya.
Insha Allah, anak akan lebih patuh pada Ayah dan Bundanya.[ind]
sumber: Kulwap Rumah Pintar Aisha. Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Oktober 2021.