SEORANG ibu di Inggris dikabarkan membeli sperma secara online dan melakukan inseminasi sendiri di rumah. Dokter Obgyn bicara tentang praktik bayi online hasil inseminasi sendiri tersebut.
dr. Valleria, Sp.Og. mengatakan bahwa secara teori, tingkat keberhasilan dari inseminasi tersebut sangat sulit.
Menurut dokter yang praktik di RS HGA Depok ini, inseminasi yang dilakukan sesuai prosedur saja mempunyai tingkat keberhasilan 15 persen.
“Inseminasi dengan appropriate saja, keberhasilan percobaan inseminasi yang pertama hanya 15%, keberhasilan ini meningkat jika dilakukan berulang,” jelasnya kepada ChanelMuslim.com, Rabu (29/9/2021).
Dokter Val menambahkan, jika cerita itu benar, itu sudah merupakan kejadian langka dan mungkin sudah ketentuan Allah subhanahu wa taala.
“Kalau cerita itu benar, ya mungkin hanya keberhasilan ‘kebetulan’, La hawla wa la quwwata illah billaah, 1 banding 10 ribu atau sejuta,” tambahnya.
Dokter Val kemudian menyitir perkataan Guru Besar Departemen Obstetri Ginekologi Prof. Budi Wiweko tentang sulitnya menjaga sperma agar tetap hidup dan mampu membuahi.
Baca Juga: Soal Bayi Online, Ini Kata Ustaz Farid Nu’man Hasan
Dokter Obgyn Bicara tentang Bayi Online dan Praktik Inseminasi
Tulisan Prof. Budi Wiweko itu ditulis pada Ahad, 23 Februari 2020.
Dalam tulisannya, Guru Besar FK UI dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo itu menjelaskan sebagai berikut.
Kehamilan adalah bagian dari sebuah proses yang agung untuk menciptakan keturunan bagi kelangsungan suatu generasi.
Tidaklah mudah, bila kita membayangkan bagaimana satu pasangan mendapatkan kehamilan yang diidam-idamkan.
Sebuah kehamilan, hanya mungkin terjadi bila sperma mampu membuahi sel telur melalui perjalanan yang sangat panjang dan berliku.
Syarat terjadinya pembuahan alami adalah adanya sperma, sel telur, dan rahim yang sehat serta saluran telur yang terbuka sehingga memungkinkan bagi sel telur dan sperma untuk bertemu.
Di awal perjalanan sperma untuk membuahi sel telur melalui vagina dan mulut rahim harus difasilitasi lendir mulut rahim yang baik.
Seleksi pertama yang terjadi di mulut rahim memungkinkan hanya sperma terbaik yang lolos melalui rintangan awal ini.
Tidak cukup berbekal sperma yang baik, organ reproduksi perempuan pun harus sehat.
Dengan orkestra siklus haid yang sempurna, Tuhan Yang Maha Kuasa menyiapkan sel telur matang untuk dilepaskan dari indung telur sekaligus menyiapkan saluran reproduksi yang dibutuhkan melalui produksi hormon estrogen sel telur.
Kita dapat menyaksikan betapa indahnya orkestra ini melalui terjadinya haid yang teratur setiap bulan. Produksi sel telur matang akan menyiapkan dinding rahim bagi menempelnya sebuah embrio hasil pembuahan.
Terjadinya haid sesungguhnya menjelaskan proses lepasnya lapisan dalam rahim pada kondisi tidak adanya pembuahan.
Kita juga mengenal lendir mulut rahim yang biasa dikeluarkan seorang perempuan ketika masa subur tiba.
Lendir mulut rahim yang kaya estrogen akan bertindak layaknya petugas resepsionis yang ramah bagi sperma yang sedang berusaha mencari sel telur.
Untuk menembus barikade yang luar biasa ini, dibutuhkan sperma terbaik dengan bentuk, kecepatan dan energi yang kuat dalam jumlah yang cukup untuk sama-sama berupaya mendekati sel telur yang telah menanti di dalam saluran telur.
Demi mendapatkan power dan kecepatan, sperma mengalami proses aktivasi paling tidak sebanyak 2 kali, yaitu di mulut rahim dan di sekitar sel telur agar mampu menembus barikade luar biasa yang diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Saat pembuahan alami terjadi, puluhan juta sperma dilepaskan di liang vagina.
Adanya seleksi alam yang sangat ketat menyebabkan hanya puluhan atau ratusan ribu sperma saja yang mampu mencapai saluran telur untuk kemudian satu buah sperma saja yang sanggup membuahi satu buah sel telur.
Sel telur secara anatomi juga dikelilingi sel pelindung yang kita kenal dengan “kumulus” dan zona pelusida sebagai proteksi terhadap kualitas sel telur dan embrio sebelum terjadinya penempelan di dinding rahim.
Segera setelah terjadinya pembuahan, dinding sel telur (zona pelusida) akan menebal dan tidak memungkinkan bagi sperma yang lain untuk ikut membuahi sel telur yang sama.
Di sinilah kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa kembali terlihat, bahwa satu sel telur hanya mungkin dibuahi oleh satu sperma untuk terjadinya embrio yang sempurna secara genetik sehingga mampu menempel dinding rahim dan terjadilah kehamilan.
Dari semua pasangan yang melakukan hubungan seksual teratur, tidak semuanya berhasil mendapatkan kehamilan, 75 persen kehamilan terjadi dalam waktu 6 bulan pasca perkawinan.
Dalam kurun waktu 12 bulan pasca perkawinan, 85 persen pasangan berhasil mendapatkan kehamilan.
Lima belas persen pasangan tidak beruntung untuk mendapatkan kehamilan yang kita kenal dengan infertilitas atau gangguan kesuburan.
Data yang ada sejauh ini membuktikan bahwa sperma sanggup bertahan dalam saluran reproduksi selama 3 hari.
Oleh karena itu, kita menganjurkan hubungan seksual yang teratur setiap 2 sampai 3 hari sekali (di luar waktu haid) agar kemungkinan kehamilan semakin besar.
Apa yang terjadi bila sperma dilepaskan di luar tubuh? Hanya dalam hitungan menit, sperma akan mati dan tidak memiliki kekuatan untuk bergerak dan harus diingat bahwa sperma membutuhkan faktor pertolongan yang sangat banyak untuk mampu mencapai sel telur.
Inilah bagian dari kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah membuat skenario demikian indah bahwa hanya sperma terbaik, sel telur yang sehat didukung lingkungan yang baik (organ reproduksi yang sehat) dapat menyebabkan sebuah kehamilan demi terciptanya makhluk hidup yang mulia sebagai pemimpin di muka bumi ini.
Semoga kita semua menyadari bahwa hanya dengan reproduksi yang sehat, baik organ maupun fungsinya, yang akan mendukung terjadinya kehamilan yang indah dan sempurna.[ind]