ChanelMuslim.com – Pemerintah Inggris dianggap tidak memiliki rencana yang jelas dalam mengatasi pelecehan serta kekerasan seksual di sekolah-sekolah, demikian kata anggota parlemen.
Menurut laporan Komite Persamaan Perempuan dan Kesetaraan, pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak-anak perempuan acapkali diterima sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Bersamaan dengan laporan tersebut, organisasi Girlguiding UKmeluncurkan sebuah petisi yang menyerukan menteri-menteri pendidikan di Inggris, Skotlandia dan Wales untuk mengambil “tindakan mendesak untuk mengakhiri skandal luas dan sering tersembunyi.”
Para gadis remaja ini mengeluh dikirimi gambar-gambar porno saat sedang belajar di kelas.
Petisi dari majelis advokat yang dibentuk Girlguiding untuk perempuan-perempuan berusia 14-25, menyebut bahwa bentuk pelecehan seksual yang mereka alami sehari-hari antara lain: “meraba-raba anggota badan di koridor, menyingkap rok dengan tangan pada waktu istirahat, ditunjukkan gambar-gambar porno di kelas, atau mengomentari bentuk tubuh dengan nada seksual, dan meneriaki para siswa perempuan di koridor.”
Maria Miller, yang memimpin komite Commons Women and Equalities, mengatakan: “Sulit untuk menjelaskan mengapa setiap sekolah seakan membiarkan anak-anak perempuan mengalami pelecehan seksual dan perilaku kekerasan yang sudah dilarang di tempat kerja.
Jane Lees, dari Forum Pendidikan Seks, mengatakan pendidikan seks di semua sekolah bisa mengajarkan anak-anak tentang perilaku yang pantas dan mengurangi kekerasan dan pemaksaan seksual.
Sekjen Serikat Guru Nasional, Kevin Courtney mendesak pemerintah untuk ‘memberikan kepemimpinan yang nyata’ dalam masalah ini.
Dan Chris Keates, sekretaris jenderal serikat guru NASUWT, mengatakan kegagalan dalam bertindak memiliki konsekuensi jangka panjang untuk kesetaraan gender.
Para menteri berjanji untuk mempertimbangkan rekomendasi laporan ini dengan cermat.
“Sekolah-sekolah harus menjadi tempat yang aman, dan kendati kejahatan seperti itu jarang terjadi tidak satu pun remaja putri yang harus menderita akibat pelecehan atau kekerasan ini,” kata juru bicara pemerintah.
“Kami mempercayai para guru dalam mempromosikan budaya toleransi di dalam kelas dan mengambil tindakan cepat untuk menangani perilaku semacam ini.
“Hal ini didukung oleh pelajaran wajib tentang pendidikan seks dan hubungan antar manusia di semua sekolah menengah.
Sementara itu, kajian Universitas Bristol tentang pendidikan seks di 10 negara selama 25 tahun, yang diterbitkan secara online oleh Jurnal Kesehatan Inggris menyimpulan, pendidikan seks seringkali berlangsung secara “negatif, heteroseksis dan di luar jangkauan” serta diberikan oleh pengajar-pengajar yang tidak terlatih.[af/bbc]