ChanelMuslim.com – Saat membahas mengenai fiqih kematian, kita tidak hanya membahas terkait pengurusan jenazah saja, tapi juga terkait hal-hal sebelum kematian, dan setelah kematian bagi orang yang ditinggal.
Dalam sebuah webinar berseri yang diadakan oleh Imanpath, Ustadz Isnan Ansory, Lc, MA menyampaikan 5 urgensi mempelajari fiqih menjelang kematian, yaitu:
Bekal Pasca Kematian
“Orang yang berakal (bijak) adalah orang yang bisa menahan nafsunya dan beramal untuk setelah kematian, dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan selalu berangan-angan (kosong) atas Allah.” (HR. Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, Baihaqi, Thabrani, dan Hakim)
“Perbanyaklah mengingat pemutus (segala) kenikmatan (yaitu kematian).” (HR. Timizi)
Baca Juga: Rumitnya Pengurusan Jenazah Muslim di Jepang
Pentingnya Mempelajari Fiqih Kematian
Menghadirkan Solidaritas Sesama Muslim
Hakikat mengurus jenazah adalah adanya hak bagi mayit dan kewajiban bagi orang yang masih hidup.
Dari al-Bara’ bin Azib ra, ia berkata: “Nabi saw memerintahkan kami tetang 7 perkara. Beliau memerintahkan kami untuk; mengiringi jenazah, menjenguk orang yang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang dizhalimi, berbuat adil dalam pembagian, menjawab salam, mendoakan orang yang bersin…” (HR. Bukhari)
Memuliakan Jenazah
Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
Pahala Besar dan Fardhu Kifayah
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth. “Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?”, Rasulullah Saw lantas menjawab: “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari Muslim)
Menjernihkah Isu Khilafiyah
Perdebatan mengenai pengurusan jenazah ini sering terjadi, mulai dari cara memandikan jenazah hingga posisi jenazah dalam kubur. Hal ini harus kita sikapi dengan cara yang bijaksana. Jangan sampai prosesi pengurusan jenazah membuat keluarga menjadi semakin sedih. [Ln]