ChanelMuslim.com – Salah satu sikap rasulullah kepada menantunya bisa terlihat pada kisahnya dengan Abu al-Ash bin Rabi’, suami Zainab binti Muhammad.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa Rasulullah memiliki tiga menantu dari anak-anak perempuannya.Yang pertama adalah suami dari Zainab, yaitu Abu al-Ash bin Rabi’. Yang ke dua adalah suami dari 2 putri Rasulullah, Ruqayyah dan Ummu Kulsum, secara bergantian yaitu Utsman bin Affan. Dan yang ke terakhir adalah suami dari Fatimah yaitu Ali bin Abi Thalib.
Di antara ketiga menantu Rasulullah di atas, Abu al-Ash bin Rabi’ lah yang terakhir masuk Islam, sehingga ia pernah memiliki masalah dengan Rasulullah saat perang Badar. Walaupun begitu, Rasulullah menaruh kepercayaan yang tinggi padanya.
Saat Abu al-Ash belum masuk Islam. Terjadi kekalahan dari pihak Quraisy dalam perang Badar, Abu al-Ash yang ikut peperangan dipihak musuh akhirnya tertawan. Kemudian, Zainab, istrinya, ingin menebusnya dengan kalung pemberian ibunya, Khadijah.
Baca Juga: Kasih Sayang Rasulullah kepada Anak-Anak
Sikap Rasulullah kepada Menantunya
Saat kalung tersebut dikirimkan untuk menebus suaminya yang tertawan di Madinah. Rasulullahpun bersedih dan meminta kepada para Sahabatnya untuk membebaskan Abu al-Ash dan mengembalikan tebusan yang diberikan oleh Zainab.
Abu al-Ash bin Rabi’ pun dibebaskan, dan Rasulullah mensyaratkannya untuk memulangkan Zainab ke Madinah kepada Rasulullah, ayahnya. Abu al-Ash pun melakukannya, meskipun ia masih menyayangi Zainab.
Setelah sampai ke Madinah dan menyerahkan Zainab kepada Rasulullah. Abu al-Ash pun kembali menuju Mekkah dan tinggal disana sampai pembebasan kota Mekkah.
Suatu hari Abu al-Ash sedang melakukan perjalanan dengan kafilahnya, ia dicegat oleh pasukan patroli Rasulullah di dekat kota Madinah. Namun ia berhasil melarikan diri dan bersembunyi mendatangi Zainab meminta perlindungan.
Rasulullah yang mengetahui itu berkata kepada Zainab, “Hormatilah Abul Ash. Tetapi ketahuilah, kamu tidak halal lagi baginya!” Ia pun dibebaskan oleh Rasulullah. Tak lama kemudian setelah ia kembali ke Makkah dan melunasi kewajiban kepada seluruh kafilah dagangnya. Iapun masuk Islam.
Walaupun, Rasulullah mendapati menantunya ini paling akhir masuk Islam, ia pernah mengatakan tentang Abu al-Ash ini, “Dia berbicara kepadaku, dan aku memercayainya. Dia berjanji kepadaku, dan dia memenuhi janjinya. Aku tidak pernah mendapatnya sebagai menantu yang buruk” [Ln]