ChanelMuslim.com- Ada yang menarik dari peristiwa evakuasi KBRI di Kabul, Afghanistan. Sejak mulai perjalanan hingga pengamanan di bandara, seluruh staf KBRI dikawal oleh Mujahidin Thaliban. Mereka seperti perisai nyawa untuk petugas diplomatik Indonesia.
Perjalanan evakuasi para staf KBRI di Kabul menuju bandara bisa dibilang cukup dramatis. Perjalanan yang normalnya hanya menempuh waktu 25 menit ini, harus ditempuh selama 5 jam.
Ketegangan begitu terasa ketika mereka melalui jalan-jalan terbuka. Suasana keamanan yang belum kondusif bisa memunculkan peristiwa apa saja tanpa terduga. Seperti serangan roket yang menewaskan ratusan orang di bandara beberapa hari lalu.
Alhamdulillah, perjalanan menegangkan itu berakhir dengan bahagia. Tak satu pun gangguan yang terjadi. Semua staf berhasil dievakuasi dengan selamat.
Menariknya, sosok-sosok yang begitu berjasa di balik amannya evakuasi ini adalah para mujahidin Thaliban. Mereka begitu sigap dan siap melakukan hal apa pun demi keselamatan warga Indonesia yang bertugas di sana.
Pengawalan mereka lakukan dengan peralatan tempur lengkap. Mulai dari kantor KBRI hingga di bandara. Sungguh sebuah fenomena yang jarang dilakukan pihak Thaliban untuk sembarang warga negara. Dan, Indonesia terasa begitu spesial untuk mereka.
Seperti itulah wajah Thaliban yang sesungguhnya. Wajah yang dipelintir begitu banyak kalangan dunia saat ini. Termasuk mungkin dari pihak-pihak yang ada di tanah air.
Thaliban dipersepsikan sebagai sosok teroris berbahaya. Entah darimana label itu digoreskan. Ya, mungkin dari gamis dan sorbannya. Mungkin juga dari janggut-janggut panjangnya.
Kalau persepsi buruk itu ditempelkan dari senjata-senjata berat yang dijinjing-jinjing para mujahidin ini, rasanya kurang tepat. Karena saat itu suasana memang masih dalam perang. Persis seperti penampilan para pejuang kemerdekaan di masa-masa itu.
Bahkan lebih jauh dari itu, ada juga yang memunculkan kecurigaan tentang keterkaitan umat Islam di negeri ini dengan jaringan Thaliban di Afghanistan. Dan beberapa pekan ini, kecurigaan itu didesain sedemikian rupa sehingga begitu hidup dan nyata.
Stigma itu seolah melupakan identitas kultur tradisional bangsa ini. Bahwa, 90 persen bangsa ini beragama Islam. Bahwa, Islam mengajarkan semua umat Islam di dunia mana pun adalah bersaudara. Bahwa, gamis dan sorban merupakan busana yang biasa dikenakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, para ulama, bahkan para pahlawan kemerdekaan.
Jadi, kenapa takut dengan Thaliban? Kenapa harus takut dengan Islam? Dan, kenapa harus ada provokasi terhadap bangsa ini agar mewaspadai Thaliban.
Ini bukan soal ideologi apalagi wujud dukungan terhadap kekuatan tertentu di belahan dunia sana. Tapi, ini hanya soal akal sehat. Jadi, jangan bodohi bangsa ini karena bangsa ini sangat cerdas.
Cobalah bersikap wajar terhadap fenomena dunia. Tunjukan bahwa kita begitu cinta damai. Seperti para mujahidin Thaliban yang telah menunjukkan kesetiakawanan mereka saat mengawal para pejabat dan staf diplomat Indonesia di sana. [Mh]