ChanelMuslim.com – Mengajak orang lain kepada kebaikan sejatinya adalah tugas seluruh umat Islam. Namun, dalam mengajak seseorang pada kebaikan ada adab-adab yang perlu diperhatikan selain dari teknik penyampaian atau metode dakwah, yang paling penting adalah adab sebelum mengajak orang lain.
Ini adalah adab paling penting: memperbaiki diri dan mengingatkan diri sendiri adalah menjadi tugas utama sebelum kita berdakwah. Allah telah menyebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 44:
“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?”
Berkaitan dengan ayat di atas dalam buku tafsir ayat-ayat hukum, karya Lutfie Abdullah Ismail, Lc, menyebutkan perkataan Ibnu Abbas yang berkenaan dengan kaum Yahudi yang berpesan kepada keluarga mereka yang telah memeluk Islam, “Tetaplah kamu pada agama itu, karena dia adalah agama yang haq, sementara mereka sendiri enggan memeluk Islam”
Dalam kitab al-Aushath, hadits riwayat Thabrani, Rasulullah memberikan perumpamaan bagi orang alim (orang berilmu) yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain tetapi tidak mengamalkannya untuk dirinya sendiri ibarat pelita yang menerangi orang lain tetapi membakar dirinya sendiri.
Adab bagi orang yang berilmu atau bisa dikatakan juga seorang da’i, penceramah, motivator, influencer adalah mengingatkan dirinya terlebih dahulu sebelum mengingatkan orang lain. Ini juga merupakan suatu kewajiban bagi mereka.
Selain itu, mengajarkan kebaikan harus disertai dengan meninggalkan kemungkaran, ini merupakan satu kesatuan yang seharusnya tidak bisa dipisahkan.
Namun walau bagaimanapun seseorang yang mengajak kebaikkan dakwahnya tetap diterima, namun ia berdosa karena telah meninggalkan kewajibannya atau melanggar larangan.
Selain memberikan peringatan, Allah memberikan ancaman yang cukup keras, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabdah:
“Pada malam aku di isra’kan, aku melewati satu kaum yang bibir-bibir mereka digunting dengan gunting dari api. Aku bertanya: Siapa mereka itu? Mereka menjawab: Mereka adalah khatib-khatib di dunia yang selalu mengajak orang lain kepada kebajikan tetapi mereka melupakan diri-diri mereka sendiri sedangkan mereka membaca al-Qur’an, apakah mereka tidak berakal? (HR. Ahmad) [Ln]