ChanelMuslim.com- Sehat iman itu segalanya. Iman yang sehat akan menjadikan hati tenang. Dan hati yang tenang akan menjadikan fisik segar dan bugar.
Ada kisah menarik yang pernah terjadi di sebuah masjid di daerah Selatan Jakarta. Seorang bapak tua masih tampak segar dan semangat datang ke masjid, meski di masa pandemi.
Seseorang memberikan nasihat kepada bapak tua ini. “Pak, kenapa bapak tidak shalat di rumah saja? Apa Bapak nggak takut kalau nanti tertular Covid?”
Bapak itu menjawab dengan tanpa beban, “Kenapa saya harus takut? Justru selama ini saya sangat berharap bisa mati saat saya berada dalam masjid, atau setelah saya pulang dari masjid!”
Ungkapan sederhana itu bukan bentuk ketidaktahuan tentang bahaya Covid. Bukan juga karena nekat sehingga begitu putus asa dengan keadaan.
Bukan itu. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa sehatnya iman bapak itu. Ia meyakini bahwa apa yang Allah ridhai akan berakhir dengan keridhaan. Kalau ia mati dalam kesungguhan ibadah di masjid, maka hal itu kebaikan buatnya.
Bapak itu pun memahami bahwa mati itu pasti. Bukan karena covid atau lainnya, tapi karena memang ajal sudah tiba. Jadi, apa yang harus ditakutkan?
Jika sehatnya iman seperti bapak ini disubstitusikan ke aktivitas hidup lain, tentu akan sama. Selama berusaha yang diridhai Allah, selama melakukan kegiatan yang diridhai Allah, kenapa harus takut bahaya. Yang penting sudah berdoa dan ikhtiar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sehatnya iman akan mengalirkan energi positif ke fisik seseorang. Ia tidak mudah dipermainkan rasa takut dengan apa pun, karena takutnya hanya kepada Allah.
Siapa yang hanya takut hanya kepada Allah, maka Allah akan cabut dalam hati orang itu rasa takut terhadap apa pun. Dan siapa yang tidak takut kepada Allah, maka Allah akan tumbuhkan berbagai rasa takut dalam hati orang itu.
Begitu pun soal takdir. Takdir itu sudah Allah tetapkan sebelum manusia lahir ke dunia. Termasuk soal kematian. Yang bisa dilakukan manusia hanya doa dan ikhtiar.
Ketika takdir terjadi di luar yang diinginkan, keridhaan dengan takdir pun harus tetap dilakukan. Orang itu akan mengatakan, “Inilah takdir yang telah ditetapkan. Apa yang Allah kehendaki, maka terjadilah.”
Setelah itu, yang dilakukan oleh mereka yang sehat iman adalah berbaik sangka dengan takdir. Seburuk apa pun “penampakan” takdir yang terjadi, pasti ada hikmah baik di dalamnya.
“Telah diwajibkan berperang dan (perang) itu kalian tidak suka. Boleh jadi apa yang kalian benci, padahal itu baik buat kalian. Dan boleh jadi apa yang kalian sukai, padahal itu buruk buat kalian. Allah Maha Mengetahui sementara kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Sehat iman juga membimbing setiap mukmin bahwa apa pun yang Allah takdirkan selalu mengandung kebaikan. Kalau tidak saat ini, mungkin untuk waktu yang akan datang.
Betapa nikmatnya hidup dengan modal sehat iman. Karena itu, sehat badan memang perlu bahkan wajib. Tapi, yang lebih perlu dan wajib lagi adalah sehat iman. [Mh]