ChanelMuslim.com – Kisah Abu Dzar Al-Ghifari yang berani menyatakan keislamannya di hadapan kaum Quraisy ini menunjukkan bahwa setiap sahabat Rasulullah memiliki watak yang berbeda-beda.
Saat pertama kali masuk Islam, padahal Rasulullah telah menyatakan bahwa sedang melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi dan meminta Abu Dzar menyembunyikan keislamannya.
Baca Juga: Sakit Hati Bilal karena Abu Dzar Al Ghifari
Kisah Abu Dzar Al-Ghifari yang Berani Menyatakan Keislamannya
Namun, karena wataknya yang kritis, radikal, dan revolusioner serta ingin selalu menentang kebatilan, ia pun dengan berani menyatakan keislamannya bahkan langsung menentang kebatilan yang dilihatnya.
Dikutip dari buku “Pejuang dan Pemikir Islam dari Masa ke Masa” yang ditulis oleh Hidayatullah dan Abdul Latif, suatu hari, Abu Dzar pergi menuju pelataran Ka’bah tempat kaum Kafir Quraisy sering berkumpul untuk melakukan tawaf menyembah berhala yang berada di sekeliling.
Kemudian, Abu Dzar pun berdiri di atas sebuah gundukan tanah yang tinggi dan ia pun mulai menyatakan keislamannya.
“Wahai Kaum Quraisy sekalian, ketahuilah bahwa aku telah memeluk agama Islam dan menjadi pengikut Nabi Muhammad. Oleh karena itu, dengarkanlah seruanku Asyhadu alaa ilaaha ilallahu wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah.”
Mendengar itu, gegerlah kota Makkah. Saat itu, belum pernah ada seorang pun dari suku Arab yang mendengarkan langsung pernyataan keislaman seseorang di hadapan khalayak ramai, terlebih lagi orang yang menyatakannya bukan berasal dari sekitar Kota Makkah.
Akhirnya, secara serentak, Abu Dzar pun dikepung dan dihujani dengan pukulan yang melukai dirinya dan dia juga bahkan dibawa ke hadapan para pembesar kaum Quraisy.
Berita penangkapan tersebut sampai kepada Paman Nabi, Abbas bin Abdul Muthalib. Ia pun membantu untuk membebaskan Abu Dzar.
Baca Juga: Tentang Makanan yang Mempengaruhi Terkabulnya Doa
Mencaci Kedua Wanita
Namun, setelah dibebaskan, keberanian Abu Dzar tidak pernah pudar. Pada hari-hari berikutnya, ketika ia melihat dua wanita suku Quraisy sedang melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah dan mereka sedang menyembah berhala, Abu Dzar pun berdiri dan menghadang mereka.
Kemudian, dengan suara yang lantang, Abu Dzar menghina kedua wanita tersebut. Mereka terkejut mendengar cacian itu dan berteriak ketakutan sambil meminta tolong kepada orang-orang Quraisy yang berada di sekitar.
Abu Dzar pun kembali mengalami hal yang sama, yaitu dipukuli sampai pingsan. Ketika ia sadar, kalimat pertama yang diucapkannya adalah Laa ilaaha illallahu Muhammadar Rasulullah.
Akhirnya, agar penganiayaan tidak lagi menimpa Abu Dzar, Rasulullah memerintahkan Abu Dzar untuk kembali kepada kaumnya sampai syiar Islam dapat dilakukan dengan terang-terangan. [Cms]