ChanelMuslim.com – Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (Salimah) mengenalkan Outlet Salimah sebagai peluang bisnis berbasis komunitas, Sabtu (14/8).
Outlet Salimah adalah bagian dari program di bawah Kossuma (Koperasi Syariah Serba Usaha Salimah), salah satu LKS Ekonomi Salimah yang telah berdiri di lebih dari 200 outlet di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Kementrian Sosial Resmikan Sekolah Lansia Salimah
Outlet Salimah, Peluang Bisnis Berbasis Komunitas
Ketua Umum Salimah Etty Praktiknyowati menyampaikan bahwa menurut hasil survey, ada kecenderungan masyarakat atau pasar mencari produk yang sehat, bersih dan mudah untuk dijangkau.
“Pandemi ini masih belum jelas kapan akan berakhir dan tren bisnis saat ini menunjukkan pasar membutuhkan produk yang aman dan mudah dijangkau,” ujar Etty dalam Webinar bertemakan Peluang Bisnis Berbasis Komunitas.
Program Salimah hadir dalam rangka menjalankan perintah agama untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa masyarakat dengan menghadirkan produk yang halal, non riba serta membangun ekosistem ekonomi syariah secara berjamaah melalui LKS (Lembaga Kelengkapan Salimah).
Baca Juga: Lembaga Wakaf Salimah Gelar Webinar Optimalisasi Wakaf Produktif
Motivasi Bisnis Seorang Muslimah
Sementara, Abu Syauqi sebagai seorang pengusaha nasional menyoroti motivasi bisnis pada masa pandemi yang berlandaskan ajaran Islam.
“Perempuan itu lebih tangguh daripada laki-laki. Banyak peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu. Dan bisa mencontoh salah pebisnis perempuan yang hebat yaitu Khadijah, Istri Rasulullah,” jelas Abu Syauqi kepada 400 partisipan yang menghadiri acara tersebut lewat Zoom.
Namun, bagi Abu Syauqi, dasar untuk memulai bisnis itu adalah misi bisnis itu sendiri.
“Banyak perempuan yang memiliki bisnis hebat tapi tidak menyadari berperilaku kurang baik terhadap suaminya karena merasa lebih hebat. Padahal Khadijah tidak seperti itu kepada Rasulullah meskipun ia menjadi pengusaha yang sukses,” tambahnya.
Dalam paparannya, dijelaskan bahwa untuk menjadi pengusaha itu sederhana dan tidak sulit, namun bergantung kepada lingkungannya.
Abu Syauqi mengatakan mengubah mindset atau pola pikir terlebih dahulu sangat penting karena menjadi pengusaha itu 95 persen ditentukan oleh mindset dan 5 persen oleh keterampilan.
“Tidak disarankan berbuat dulu dengan kemampuan keterampilan tetapi lebih penting untuk mengubah mindset atau pola pikir tentang bisnis terlebih dulu karena kunci kesuksesan bisnis itu sendiri terletak pada bagaimana pola pikir terhadap bisnis,” ungkapnya.
Adapun cara mengubah pola pikir antara lain dengan membaca buku, menonton video tentang cara berbisnis, dan menemui siapa saja yang paham tentang pengalaman berbisnis.
Kemudian Abu Syauqi menambahkan agar tidak lupa untuk melibatkan Allah dalam segala urusan bisnis.
“Caranya, dengan memperbanyak ibadah sehari-hari dan meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa taala dalam setiap urusan,” kata pendiri Rumah Zakat itu.
Di samping itu, misi bisnis yang dimiliki harus besar dan kuat dengan melibatkan misi spiritual di dalamnya sehingga usaha bisnis bisa berjalan dengan sukses.
Baca Juga: Raih Penghargaan Pahlawan Lingkungan, Gamal Albinsaid Diundang ke Istana Buckingham
Peluang Bisnis Kesehatan
Sementara, dari tokoh pengusaha milenial, Gamal Albinsaid, menyoroti peluang bisnis kesehatan pada masa pandemi.
Menurutnya, ketika memilih menjadi wirausaha sosial, pebisnis harus siap dengan segala resiko dan menerima kegagalan yang terjadi, seperti rela mengorbankan tabungan pribadi, siap menghadapi kerugian, siap kehilangan tim, kehabisan sumber daya dan sebagainya.
Gamal menambahkan bahwa untuk memulai bisnis harus mengingat dari mana asal memulainya, lalu menggunakan sumberdaya apa saja yang dimiliki, serta siap melakukan apa saja yang bisa dilakukan.
“Bisnis dimulai dengan adanya ide-ide gagasan yang muncul. Ide ini lalu dikembangkan dengan data-data riset yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Setelah itu dengan design thinking, mendengarkan masukan, mencermati masalah, lalu menganalisis dan menghasilkan solusi bisnis yang baik untuk masyarakat,” ujar Gamal.
Kemudian, Gamal mengajak agar pebisnis mencoba menciptakan produk yang berbeda dari yang lain, dengan keunikan tersendiri dan target market yang sudah jelas.
Menimbang kenapa banyak rintisan usaha yang gagal, Gamal mengatakan bahwa banyak produk yang dikembangkan tidak dibutuhkan di pasar, pengelolaan keuangan atau modal yang kurang baik, atau karena tim yang dimiliki tidak tepat.
Baca Juga: Jaringan Koperasi Salimah Perkuat Ekonomi Umat
Lalu apa yang harus dilakukan terhadap usaha bisnis pada masa pandemi?
Gamal menjelaskan bahwa pebisnis harus memahami perubahan yang terjadi agar bisa beradapatasi terhadap apa yang terjadi sekarang maupun yang akan datang.
Misalnya dengan kondisi aktivitas masyarakat yang dilakukan di rumah saja, peningkatan pemakaian teknologi digital, perubahan psikologi konsumen dan lain-lain sehingga pebisnis berani memasuki dunia usaha yang memiliki potensi yang lebih baik.
Sementara itu, Ketua Inkossuma (Induk Keluarga Kossuma Indonesia) Eko Sri Wahyuni berharap kegiatan ini dapat memberikan semangat baru bagi para pebisnis Salimah.
“Sehingga para anggota Salimah dapat melangkah dengan lebih pasti dalam menjalani bisnis pada masa pandemi ini dan yang akan datang, serta Outlet Salimah menjadi salah satu peluang bisnis berbasis komunitas yang dapat memberikan solusi,” tutupnya. [ind/dw]