ChanelMuslim.com – Sebuah Madrasah bernama al Yusufiyyah atau Madrasah an Nashriyyah (Madraza de Granada/Palacio de la Madraza/The Nasrid College) menjadi sejarah awal berdirinya Universitas Granada. Sebelum universitas itu berdiri, madrasah tersebut sudah ada terlebih dahulu.
Baca Juga: Tiga Murid Madrasah Raih Nilai Sempurna dalam UTBK 2021
Madrasah Al Yusufiyyah Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan
Dilansir channel telegram @gensaladin, sebuah tulisan yang ditulis Kontributor Gen Saladin, @aladdin1997, dahulu di Granada (غرناطة) terdapat Sekolah Islam setingkat perguruan tinggi yang dikenal menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan di kawasan barat Dunia Islam masa itu.
Perguruan tinggi tersebut merupalan yang tertua di Andalusia, sekaligus bukti kepedulian penguasa Islam dan kaum intelektualnya terhadap ilmu pengetahuan.
Berlokasi di dekat Masjid Raya Granada (kini Gereja Katedral Granada/Santa Iglesia Catedral Metropolitana de la Encarnación de Granada) dan Pasar al-Qaysariyyah (Alcaicería). Pendirian madrasah ini pada 1349, diprakarsai oleh Ridwan an-Nashri, Perdana Menteri Dinasti Nashriyyah (Bani Nashri) di Granada asal Castile, di masa Sultan Yusuf I al-Muayyad Billah (1333-1354).
Keberadaan madrasah ini membuat Granada menjadi pusat pembelajaran utama di barat Dunia Islam yang bersaing dengan pusat intelektual Muslim lainnya, seperti Marrakesh, Meknes, Fez, Tlemcen, dan Tunis di al-Maghrib (Afrika Utara).
Berbagai disiplin ilmu diajarkan di madrasah ini, seperti Tafsir Al-Qur’an dan Hadits, Hukum Islam, Ushul Fiqih, bahasa dan kesusastraan Arab, retorika, mantiq/logika, teologi, kedokteran, obat-obatan, pertanian, astronomi, filsafat, sejarah, ekonomi, kimia, mekanika, matematika (kalkulus, aljabar, aritmatika serta geometri) dan lain-lain.
Sejak awal, para Sultan Nashriyyah di Granada telah bekerja sama dengan para ulama-ilmuwan dan elit intelektual dari Mazhab Maliki (mazhab mayoritas Muslim Andalusia dan Afrika Utara) untuk terus mengembangkan kegiatan keilmuan secara ilmiah di Granada.
Madrasah al-Yusufiyyah semakin dikenal sebagai tujuan bagi para pelajar untuk menimba ilmu pengetahuan.
Salah satu bidang ilmu pengetahuan umum yang paling digemari adalah kedokteran. Pada pertengahan abad ke-14, kedokteran menjadi bidang ilmu pengetahuan yang paling dikembangkan oleh Dinasti Nashriyyah melalui Madrasah al-Yusufiyyah.
Baca Juga: Ayah Jadilah Pendukung Kuat Peran Ibu Sebagai Madrasah Pertama Bagi Anak
Granada Menjadi Pusat Ilmu Kedokteran
Hal ini menyebabkan Granada menjadi pusat Ilmu Kedokteran yang terkemuka di Dunia Islam maupun Eropa di abad ke-14 dan 15.
Sepanjang era Dinasti Nashriyyah, terdapat beberapa dokter/tabib terkenal, seperti Lisanuddin Ibn al-Khatib asal Loja (1313-1374) dan Ibn Yatima al-Ansari dari Almería (1324-1369).
Pada 1365-1367, tepat di masa Sultan Muhammad V al-Ghani Billah (1354-1359, 1362-1391), telah dibangun Bimaristan (El-Maristán), yaitu rumah sakit umum bagi fakir-miskin dan rumah sakit jiwa. Pembiayaan rumah sakit ini berasal dari sedekah dan zakat.
Profesi medis juga telah dilakukan oleh kaum perempuan. Salah satu yang terkenal di antaranya adalah Umm al-Hasan al-Tanyaliyyah.
Spesialisasi mereka terutama ialah ginekologi dan kebidanan, yang mana pasiennya hanyalah sesama perempuan saja.
Para Sultan Nashriyyah di Granada telah mencurahkan perhatian besar untuk menumbuhkan kembali semangat intelektual di kalangan Muslim, pasca penaklukan sebagian besar wilayah Andalusia oleh kerajaan-kerajaan Katolik Castile, Aragon dan Portugal di abad ke-13.
Sejumlah besar pengungsi Muslim Andalusia dari kota-kota Islam yang telah dikuasai pasukan Katolik, seperti Córdoba, Sevilla, Murcia, Jaén, Valencia dan Xàtiva di Granada, turut mengembangkan tradisi keilmuan mereka di kota tersebut.
Dengan keberadaan Madrasah al-Yusufiyyah, maka seluruh ilmu pengetahuan warisan Muslim Andalusia telah ditransfer ke Granada selama 150 tahun.
Hal ini melahirkan budaya ilmiah ketat yang menghasilkan individu Muslim brilian dan produktif, yang berbasis di Granada. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)