ChanelMuslim.com – Ada sebuah pulau bebas Covid-19 di perairan Pasifik Selatan. Pulau Pitcairn, berjarak 2.170 kilometer dari Tahiti dan masuk dalam wilayah teritorial Inggris diklaim sebagai pulau bebas Covid.
Pulau kecil berpenduduk 47 orang itu terletak jauh, hampir 6.000 kilometer dari benua apapun. Pulau vulkanik kecil tersebut juga dikenal memiliki salah satu ekosistem laut paling utuh di planet Bumi.
Administrator pemerintah Inggris Mark Tomlinson yang baru pindah ke pulau itu 8 bulan lalu mengatakan bahwa masyarakat Pitcairn dapat hidup tenang di sini tanpa risau dengan Covid-19.
“Kamu bisa duduk di sini dan tidak memikirkan COVID, kamu bisa menyadari betapa beruntungnya berada di sini tanpa mengalami kesulitan seperti orang lain,” ujar Mark yang membutuhkan 4 hari dengan perahu cepat untuk mencapai tetangga terdekat Pulau Pitcairn, Tahiti.
Baca Juga: Kisah Orang Pulau dan Rumitnya Menjangkau Fasilitas Kesehatan di Daerah Terpencil Indonesia
Pulau Pitcairn, Pulau Bebas Covid di Pasifik Selatan
Tanpa lockdown atau harus pakai masker, ditambah pasokan vaksin yang cukup untuk seluruh warga di pulau, Mark mengatakan semua kekhawatiran soal COVID dihadapi “hilang begitu saja”.
“Tetapi ketika kita bicara dengan keluarga atau melihat angka-angka di Inggris, kita jadi diingatkan tentang apa yang dialami orang lain,” katanya dilansir dari ABC News, Senin (9/8).
Walikota Pitcairn Charlene Warren adalah orang pertama di pulau itu yang menerima suntikan COVID.
“Kehidupan di sini benar-benar berbeda dibandingkan dengan tempat lain. Kami cukup beruntung berada jauh di sini di mana pada dasarnya kami bisa menutup perbatasan kami,” kata Charlene Warren.
Lahir dan besar di Pitcairn, Charlene mengatakan berada di tempat yang terisolasi menjadi sesuatu yang membuatnya nyaman.
Dia hanya melakukan perjalanan beberapa kali ke Selandia Baru dan negara tetangga Tahiti, yang berjarak 2.170 kilometer, atau setara dengan perjalanan laut empat hari jauhnya.
Sebaliknya, bagian tersulit dari pandemi COVID-19, menurutnya, adalah energi dan kehidupan yang hilang, yang biasanya dibawa turis ke pulau itu.
“Biasanya, pulau kami ramai dengan turis yang datang dan pergi, kapal pesiar yang mampir untuk kunjungan singkat, atau kapal pesiar yang datang ke sini,” kata Warren.
“Sangat menyenangkan bisa berinteraksi dengan orang baru dan berbagi sedikit surga kami dengan mereka.”
Sebuah perahu yang membawa pasokan AstraZeneca dari Pitcairn tiba di pulau itu setelah menempuh jarak lebih dari 15.000 kilometer.
Baca Juga: Jangkau Pulau Terpencil, Kimia Farma dan BWA Luncurkan Klinik Apung
Perjalanan Vaksin yang Luar Biasa
Pulau Pitcairn menutup perbatasannya di awal pandemi untuk melindungi warga lanjut usia. Diketahui warga yang paling tua di pulau tersebut berusia 93 tahun.
Saat menutup perbatasan, mereka hanya menjaga kapal pasokan yang beroperasi dengan Selandia Baru.
Koridor perjalanan juga telah dibuat dengan Selandia Baru, bagi warga di pulau yang ingin melakukan perjalanan laut selama dua minggu untuk mengunjungi keluarga atau sahabat, atau untuk mencari perawatan medis yang tidak tersedia.
Hanya sedikit orang yang merasa perlu untuk meninggalkan pantai pulau yang masih asri dan lanskap pegunungan yang rimbun.
“Banyak orang tetap tinggal di Pitcairn untuk waktu yang cukup lama tanpa meninggalkan pulau. Jadi, mereka adalah populasi yang cukup tangguh,” kata Tomlinson.
“Mereka tidak benar-benar suka bepergian seperti layaknya orang-orang di negara lain.”
Kotak pendingin yang membawa dosis yang cukup untuk memvaksinasi seluruh penduduk Pitcairn dengan selamat tiba di pulau-pulau itu setelah perjalanan yang panjang dan rumit.
Selain karena perbatasan yang ketat, pulau Pitcairn juga memiliki program vaksinasi yang baik, sehingga mereka bisa bebas COVID hingga saat ini.
Inggris menjamin vaksin untuk semua Wilayah Seberang Laut Inggris.
Pada bulan Mei, setelah melewati perjalanan lebih dari 15.000 kilometer, pasokan AstraZeneca tiba dan cukup untuk memvaksinasi seluruh penduduknya.
Menjadi sebuah “operasi besar untuk mendapatkan vaksin dari Inggris hingga bisa sampai ke Pitcairn”, kata Komisaris Tinggi Inggris untuk Selandia Baru dan Gubernur Pitcairn Laura Clarke.
Butuh tiga penerbangan, perjalanan darat, perjalanan dua minggu di perairan Pasifik selatan, kemudian dan dengan cepat ditransfer untuk dapat mengamankan sejumlah dosis vaksin sampai ke pulau Pitcairn.
Menjaga vaksin pada suhu yang tepat sepanjang perjalanan menjadi tantangan, saat kru harus berpacu dengan waktu, sebelum sistem pendingin vaksin kedaluwarsa.
Meskipun 86 persen populasi orang dewasa sudah divaksinasi, pulau ini tetap bertindak hati-hati.
Perbatasan mungkin tetap berlaku sampai setidaknya tahun depan.
“Sungguh menyayat hati melihat apa yang terjadi di dunia, kita punya banyak hal yang harus disyukuri,” tutup Warren.[ind]