Chanelmuslim.com-Ada banyak alasan yang memaksa orang untuk menjalankan puasa di luar negeri, misal karena sedang menempuh pendidikan atau pindah mukim ke negeri orang. Namun di beberapa wilayah, durasi puasanya menjadi lebih panjang karena matahari tak selalu terbenam.
Dijelaskan dr Andry Hartono, SpGK dari RS Panti Rapih Yogyakarta, mereka yang berpuasa dengan durasi 20 jam lebih di luar negeri kemungkinan mengalami dehidrasi. Tetapi ada kalanya perbedaan musim di sejumlah negara justru memudahkan mereka yang berpuasa.
“Di sana kan sering lebih dingin jadi keringat nggak keluar banyak. Kalaupun dia summer (musim panas, red) mungkin panasnya nggak kayak kita,” terangnya beberapa waktu lalu.
Retno Pangastuti, DCN, M.Kes. menambahkan, pada orang-orang yang baru pertama kali berpuasa di luar negeri mungkin awalnya terasa berat. Lain halnya bila sudah terbiasa berpuasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, ibadah puasa di bulan Ramadan juga akan terasa lebih ringan.
Keduanya sepakat bila tubuh masing-masing orang akan beradaptasi dengan sendirinya. Tetapi memang tidak tentu berapa lamanya, bisa 1-2 hari atau lebih, terutama pada mereka yang memiliki gangguan kesehatan tertentu ataupun lansia.
Untuk itu, ketika berpuasa di luar negeri, diharapkan agar yang bersangkutan lebih pandai mengatur pola makannya. “Jadi tidak hanya berpedoman buka dan sahur aja kan? Supaya lebih banyak yang bisa masuk, sehingga dia punya cadangan lebih. Begitu juga jika dia kekurangan cairan, supaya nggak seperti itu, minumnya lebih banyak, misal harus 10 gelas dalam sehari,” urai Retno.
Pemilihan menunya dikembalikan kepada masing-masing orang. Yang terpenting harus sesuai dengan standar gizi seimbang, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, apapun itu wujudnya. “Misal kalau di sini nasi, di sana dia bisa kentang atau roti, sama aja kan,” imbuhnya.
Ia juga berpesan agar tidak mengonsumsi makanan yang mengandung natrium tinggi sebab dapat memicu haus. Pada sebagian orang, mungkin dokter akan meresepkan suplemen tertentu untuk menjaga daya tahannya.
“Asal dia nggak kena suhu yang terlalu tinggi, nggak keringatan banyak, dehidrasi tidak akan muncul. Di negara dingin saya kira malah nggak kencing. Paling kencingnya dikit, bolak-balik kencing karena dingin aja, nggak bikin dehidrasi,” timpal dr Andry.(ind/dethealth)