Chanelmuslim.com – Jalannya hisab manusia itu berbeda-beda. Sebagian manusia mengalami penghisaban yang sulit. Mereka ini adalah orang-orang kafir yang berdosa, yang telah menyekutukan Allah, telah melanggar syariatNya, dan telah mendustakan para Rasul.
Sebagian orang mukmin yang melakukan maksiat pun terkadang menjalani penghisaban yang lama dan sulit, karena banyak dan besarnya dosa-dosa mereka.
Baca Juga: Amalan yang Pertama Dihisab adalah Shalat
Seperti Inilah Jalannya Hisab
Sebagian manusia ada yangmasuk surga tanpa dihisab. Yaitu, kelompok kecil yang jumlahnya tidak melebihi dari 70 ribu orang. Mereka adalah yang terbaik yang telah mencapai puncak dalam hal keimanan, ketakwaan, kebaikan, dan jihad. Siapa mereka, akan dijelaskan pada pembahasan tentang penghuni surga.
Sebagian manusia lain ada yangdihisab dengan mudah. Mereka tidak didebat, tidak diperiksa secara mendetail, dan tidak diinterogasi, hanya ditunjukkan dosa-dosa mereka, kemudian diampuni.
Inilah makna firman Allah swt., “Adapun orang yang diberikan kitabnya di sebelah kanan, ia akan dihisab dengan penghisaban yang mudah.” (QS. Al-Insyiqaq: 7-8)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan, dari Aisyah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada seorang pun yang dihisab di hari kiamat yang tidak celaka.”
Aisyah berkata, “Ya Allah, bukankah Allah telah berfirman, ‘Adapun orang yang diberikan kitabnya di sebelah kanan, ia akan dihisab dengan penghisaban yang mudah.’
Rasulullah saw. menjawab, “Ini hanyalah pembeberan. Semua yang didebat dalam hisab pada hari kiamat akan celaka.”
Dalam penjelasan tentang hadis ini, Imam Nawawi mengatakan bahwa ‘didebat dalam hisab’ artinya diperiksa secara mendalam. Al-Qadhi berpendapat bahwa kata tersiksa (dalam hadis ini bermakna celaka), mengandung dua arti.
Pertama, bahwa pendebatan, pembeberan, dan pemberitahuan dosa-dosa itu sendiri merupakan penyiksaan, karena mengandung pencelaan. Kedua bahwa ia disiksa di neraka. Dan ini dikuatkan oleh kata yang digunakan dalam riwayat lain: celaka.
Imam Nawawi berkata, ‘Yang kedua inilah yang benar. Kekurangan ada pada seluruh hamba. Nah, orang yang diperiksa secara mendalam dan tidak dimaafkan, maka ia celaka dan masuk neraka. Tetapi, Allah swt. memaafkan dan mengampuni dosa selain syirik bagi orang yang dikehendakiNya.
Tentang perkataan Rasul saw., “Itu hanyalah pembeberan,” Al-Quthubi sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar mengatakan, “Hisab yang disebutkan dalam ayat itu adalah pembeberan amal kepada ukmin pelakunya. Sehingga, ia sadar akan karunia Allah kepadanya berupa penutupan dosanya di dunia dan pengampunan atas dosanya di akhirat.
Jadi, yang dimaksud dengan ‘pembeberan’ sebagaimana tampak dari kata itu sendiri, adalah pembeberan dosa orang-orang mukminn di hadapan mereka, agar mereka tahu betapa nikmat Allah yang telah mengampuni dosa-dosa mereka. (mh/foto: al-qiyamah.org)