Chanelmuslim.com-Rasulullah saw mencontohkan untuk Qailullah atau tidur siang, walau sebentar. Manfaat tidur siang atau power nap terhadap produktivitas dan kreativitas sudah dibuktikan berbagai penelitian. Lalu saat bulan puasa, apakah jam tidur siang harus ditambah?
dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran mengatakan tidur merupakan elemen penting bagi kelancaran puasa. Jika kurang tidur, seseorang akan sangat mungkin merasa lemas dan mengantuk, dan berujung pada menurunnya produktivitas.
“Karena jam tidur kan sudah terpotong waktu sahur. Makanya diperlukan tambahan tidur. Tidur siang bisa jadi solusinya,” tutur pria yang akrab disapa dr Ade ini.
Dijelaskan dr Ade, tidur siang di bulan puasa maupun di hari biasa sama saja, tetap 30 menit. Namun pada ibu rumah tangga atau anak sekolah, waktu tidur siang bisa ditambah sesuai dengan kebutuhan.
“Karena ibu rumah tangga kan harus bangun lebih awal ya untuk masak sahur, makanya waktu tidurnya yang terpotong lebih besar. Anak-anak secara umum memang memiliki kebutuhan tidur yang lebih lama, tapi juga bisa untuk menghemat energi mereka agar tahan puasa sampai maghrib,” urainya.
Sementara untuk pekerja kantoran, waktu tidur siang memang tergantung pekerjaan dan kondisi kantor masing-masing. Jika memang memungkinkan untuk tidur siang selama 30 menit, menurut dr Ade hal ini sudah sangat bagus.
“Tapi pun kalau nggak bisa, ya 10-15 menit juga nggak apa-apa. Lalu maksimalkan juga tidur di perjalanan misalnya yang naik kereta bisa tidur di jalan, sehabis subuh juga bisa tidur, asal jangan saat mengemudi ya,” tuturnya.(ind/dethealth)