ChanelMuslim.com- Bencana kesehatan kini memasuki babak baru yang jauh lebih berat. Yaitu, wafatnya para cendekiawan bangsa termasuk para ulama yang menjadi rujukan dan panutan.
Pada pekan lalu saja, Majelis Ulama Indonesia mencatat bahwa sudah 584 kiyai meninggal dunia seiring melonjaknya kematian karena Covid varian baru.
Data ini diambil dari Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdhatul Ulama, atau ikatan lembaga pendidikan Islam NU. Para kiyai yang wafat ini tersebar di sejumlah pesantren di Madura, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Kalau ditarik lebih luas lagi, termasuk ulama dari Muhammadiyah, dan organisasi Islam lainnya, tentu jumlahnya akan sangat fantastis.
Jangan bayangkan kematian mereka hanya sebagai angka-angka statistis, orang per orang. Karena satu sosok mereka bisa mewakili ratusan ribu umat, antara lain para santri, jamaah masjid dan musholah yang menimba ilmu dari mereka.
Ada juga yang mewakili jutaan umat Islam Indonesia seperti sejumlah tokoh ulama yang wafat baru-baru ini. Di antara mereka ada Syaikh Ali Jaber, Tengku Zulkarnaen, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Dr. Lutfi Fathullah, dan masih banyak lainnya.
Kehilangan sosok mereka jauh lebih rugi dari sekadar kehilangan potensi ekonomi, berapa pun nilai ekonomi itu. Karena kehilangan ekonomi bisa diusahakan lagi, tapi kehilangan ulama sangat sulit.
Umat yang kehilangan panutan dan rujukan tak ubahnya seperti bangsa kehilangan cahaya di saat jalan terjal dipenuhi jurang. Bukan hanya besarnya potensi kemunduran intelektual dan peradaban, bangsa ini pun akan berada pada potensi ledakan besar kemunduran moral.
Inilah yang mestinya disadari para pemangku negeri. Bahwa ancaman hilangnya kualitas generasi jauh lebih berbahaya dari kehilangan potensi ekonomi.
Sayangnya, belum terasa adanya kebijakan radikal untuk membenahi krisis kesehatan ini. Seolah ada bayang-bayang penghalang dalam wujud kepentingan ekonomi dan bisnis.
Disadari atau tidak, suatu saat, semua dampak dari krisis kesehatan ini juga akan bermuara pada krisis ekonomi yang lebih parah.
Termasuk, potensi anjloknya nilai sumber daya manusia karena hilangnya para ulama dan kiyai. Semoga semua ini tidak terjadi. [Mh]