ChanelMuslim.com – Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali mengirimkan tim kemanusiaan Solidarity (SOS) Syria gelombang ke VII sejak krisis kemanusiaan Suriah mengemuka, lima tahun silam.
Tim SOS Syria-ACT VII yang telah berangkat pada Kamis , 5 Mei 2016 lalu melalui Turki adalah Syuhelmaidi Syukur, Senior Vice President ACT sebagai Team Leader, didampingi Yusnirsyah Sirin dan Andika Rachman.
Dalam menunaikan amanah rakyat Indonesia, Tim SOS ACT tidak sendiri tetapi bersama Lembaga Kemanusiaan IHH di Turki.
“Kami tidak bergerak sendiri. IHH, sebuah lembaga kemanusiaan global dari Turki, mitra kami dalam menyampaikan bantuan kemanusiaan. IHH-pun dalam kiprah kemanusiaannya di Indonesia, bermitra dengan ACT. Misalnya dalam penanganan pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh. Di ranah global pun, sejumlah sinergi dilakukan dengan apik demi menjangkau para penyandang krisis,” jelas Syuhelmaidi pada acara ” Doa dan Pelepasan” di Kantor Pusat ACT Menara 165 pada Rabu (4/5).
Syuhelmaidi yang juga pernah terjun ke kancah krisis kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia maupun global mengatakan bahwa selain bermitra, di sejumlah lokasi yang memungkinkan, ACT ikut menyalurkan langsung bantuan, terutama pangan dan medis.
“Aksi Tim SOS Syria VII ini insya Allah juga berperan menjadi penyampai info terkini dan akurat untuk mengedukasi Indonesia dan dunia. Jangan lupakan saudara-saudara kita yang dirundung kesulitan hidup akibat konflik Suriah,” tegas Syuhelmaidi.
Sementara itu, Senior Vice President Global Philanhropy and Communications, N. Imam Akbari, mengatakan pada keberangkatan Tim untuk ketujuh kali nya membantu Suriah sejak 2012 lalu, akan berfokus di Aleppo.
“Konflik di Aleppo meledak akhir April hampir dua pekan lalu, ACT memutuskan untuk kembali mengirimkan tim kemanusiaan dengan berfokus pada distribusi bantuan kemanusiaan di Aleppo, kota terbesar di Suriah,” ujarnya pada Press Conference “Doa dan Pelepasan Tim Kemanusiaan ACT”.
Presiden ACT Ahyudi juga menjelaskan menurut data UNHCR di bulan April 2016, jumlah orang yang tewas akibat konflik berdarah di Suriah mencapai: 10.381 orang, sedangkan jumlah pengungsi yang tersebar di beberapa negara mencapai 4.842.896 orang, dengan rincian di Turki 2.749.140 jiwa, Lebanon 1.055.984 jiwa, Yordania 642.868 jiwa, Irak 246.123 jiwa, Mesir 119.665 jiwa, Afrika Utara 29.116 jiwa, dan Eropa 972.012 jiwa.
“Merespon hal tersebut, Insya Allah Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan segera menyalurkan bantuan senilai 1 miliar rupiah dalam bentuk pangan, obat-obatan, serta kebutuhan darurat lainnya secara bertahap. Bantuan tersebut akan disalurkan oleh Global ACTion Team #SOSSyria,” ujarnya dalam siaran persnya.
Aleppo, kota paling utara dan salah satu yang terbesar di Suriah, kini makin hancur tak berbentuk. Gempuran rezim Assad selama lebih dari dua pekan tanpa henti meluluhlantakkan ratusan fasilitas sipil di kota ini. Rezim Assad berkilah bahwa bombardir Aleppo sengaja dilakukan, untuk merebut kembali kota terbesar di Suriah itu dari kontrol pihak oposisi yang menentang pemerintahannya. Hingga hari ini, walau kecaman dunia memuncak hebat, Assad bergeming untuk tidak menghentikan serangannya ke Aleppo.
Dari balik bangunan sipil yang runtuh, tembok yang hancur, dan puing-puing sisa gempuran bom, Aleppo tampak jelas sedang memerah darah. Belasan ribu keluarga sipil di Aleppo kini sedang tertatih, terjebak dalam gempuran perang.
(jwt)