ChanelMuslim.com – Mari menghafal al-Qur’an. Bagi sebagian orang masih bertanya-tanya mengapa umat Islam diperintahkan untuk mempelajari Al-Quran, termasuk di dalamnya adalah menghafalnya.
Mari Menghafal Al-Qur’an
Oleh: Slamet Setiawan, S.H.I
Ada juga yang masih terheran-heran apakah Al Quran yang begitu tebal bisa dihafal? Tentu saja bisa, Al Quran adalah sumber inti agama Islam, dan melalui para penghafallah Allah subhanahu wa taala melaksanakan janjinya untuk menjaga kemurnian dan keutuhan Al-Qur’an.
Allah subhanahu wa taala berfirman:
“Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan (Al-Qur’an) dan Kami sendiri yang akan menjaganya.” (QS. Al Hijr: 9)
Sebab itu, Allah azza wa jalla jualah yang akan membantu para penghafal Al-Qur’an untuk menyelesaikan hafalannya. Lalu apa manfaat yang didapat para penghafal? Bagaimana caranya menghafal? Dan apa yang harus dilakukan setelah selesai menghafal? Berikut ulasannya.
Baca Juga: Pengaruh Alquran Pada Keluarga Kita
Keutamaan Menghafal Al-Qur’an
Banyak hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mendorong untuk menghafal Al-Qur’an, atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah azza wa jalla.
Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu:
“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Tirmizi, hasan shahih).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan penghormatan kepada orang-orang yang mempunyai keahlian dalam membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, memberitahukan kedudukan mereka, serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain.
Dari Abu Hurarirah radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang.
Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al-Qur’an mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Qur’an-nya.
Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Berapa banyak Al- Qur’an yang telah engkau hafal, hai fulan?
Ia menjawab: aku telah hafal surah ini dan surah ini, serta surah Al- Baqarah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya: Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah? Ia menjawab: Betul.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu! Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah azza wa jalla, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-Baqarah semata karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya.
Baca Juga: Alquran Solusi Persoalan Keluarga
Perumpamaan Orang yang Mempelajari Al-Qur’an
Mendengar komentar itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Pelajarilah Al-Qur’an dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari Al-Qur’an dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian ia tidur dan dalam dirinya terdapat hafalan Al-Qur’an adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Jika tadi kedudukan pada saat hidup, maka saat mati pun, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendahulukan orang yang menghafal lebih banyak dari yang lainnya dalam kuburnya, seperti terjadi dalam mengurus syuhada perang Uhud.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutus kepada kabilah-kabilah para penghafal Al-Qur’an dari kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridhah Islam dan akhlaknya, karena dengan hafalan mereka itu, mereka lebih mampu menjalankan tugas itu.
Di antara sahabat itu adalah: tujuh puluh orang yang syahid dalam kejadian Bi’ru Maunah yang terkenal dalam sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Penghafal Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Qur’an akan berkata:
“Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al-Qur’an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah.”
Kemudian Al-Qur’an memohon lagi: “Wahai Tuhanku, ridhailah dia, maka Allah Subhanahu wa taala meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naik (derajat-derajat surga), dan Allah azza wa jalla menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Orangtua Para Penghafal Al-Qur’an Juga Mendapat Balasan
Balasan Allah azza wa jalla di akhirat tidak hanya bagi para penghafal dan ahli Al-Qur’an saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan ia dapat memberikan sebagian cahaya itu kepadanya dengan berkah Al-Qur’an.
Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya:
“Mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur’an.” (HR. Al-Hakim, dan ia menshahihkannya berdasarkan syarat Muslim).
Kedua orang itu mendapatkan kemuliaan Tuhan, karena keduanya berjasa mengarahkan anaknya untuk menghafal dan mempelajari Al-Qur’an semenjak kecil.
Dalam hadits terdapat dorongan bagi para bapak dan ibu untuk mengarahkan anak-anak mereka untuk menghafal Al-Qur’an semenjak kecil.
Ibnu Mas`ud berkata: Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari Kitab Allah Subhanahu wa taala (HR. Al-Hakim).
Pengertian kata ashfaruha dalam teks hadits tersebut adalah: yang paling kosong dari kebaikan dan berkah.
Al Munziri meriwayatkan dalam kitab At Targhib wa At Tarhib dengan kata: ashghar al buyut dengan ghain bukan fa. Dan maknanya adalah: rumah yang paling hina kedudukannya, dan paling rendah nilainya.[ind]