ChanelMuslim.com—Istilah coaching belakangan ini menjadi tren. Maknanya mirip motivasi yang beberapa tahun silam juga mencuat. Coaching lebih menekankan pada upaya menggali potensi dan menciptakan perubahan pada diri seseorang untuk mencapai kemampuan yang maksimal.
Coaching tak hanya bisa diterapkan di dunia pendidikan saja, tapi juga bisa diterapkan di bidang lainnya. “Intinya, coaching itu menciptakan sebuah perubahan untuk menggali dan membantu seseorang agar mencapai kemampuan maksimalnya dengan terus belajar,” kata seorang Holistic Couch Nico Kanter.
Ia menjelaskan tentang makna dan manfaat coaching dalam sebuah acara Pelatihan Coaching Technique bertajuk “Optimalisasi Potensi Mahasiswa dalam Rangka Melahirkan Pemimpin yang Berintegritas Tinggi” di Ruang Sidang Senat (RSS) UMM, Rabu (6/4/2016).
Pembicara lain, Itje Soerjono memaparkan, mahasiswa memiliki kemapuan yang berbeda dan beragam. Ia menjelaskan seorang dosen harus bisa mengetahui dan memahami agar mampu menyikapinya dengan bijak. “Kita harus bisa menerima mahasiswa kita apa adanya, mahasiswa ada yang baik secara akademik ada juga yang baik secara non akademik, kita harus sama-sama tau cara menggali potensi mereka agar maksimal,” terang Itje yang dikutip situs Universitas Muhammadiyah Malang.
Couch Gatot Widyanto, pembicara lain, memberikan empat langkah yang ditetapkan International Coach Federation (ICF) dalam mengembangkan teknik pembinaan terhadap mahasiswa. Pertama, katanya, mengatur fondasi dengan memenuhi etika dan standar profesional yang telah ditetapkan serta menetapkan persetujuan coaching.
Kedua, dengan secara bersama menciptakan hubungan dengan membangun kepercayaan dan keintiman klien serta keberadaan coaching. Ketiga, berkomunikasi efektif dengan cara mendengarkan secara aktif permasalahan yang disampaikan mahasiswa, mengajukan pertanyaan yang menantang dan berkomunikasi secara langsung.
“Terakhir, memfasilitasi pembelajaran dan hasil yang diperoleh mahasiswa dengan membangun kesadaran, merancang tindakan yang tepat, perncanaan dan menetapkan tujuan coaching, dan mengelola perkembangan dan akuntabilitas hasil pembelajaran yang diperoleh mahasiswa,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan FPP (Fakultas Perikanan dan Peternakan) Dr. Ir. Damat MP mengatakan, pelatihan ini merupakan langkah yang dilakukan FPP untuk menghadapi persaingan dengan perguruan tinggi lain, khususnya di bidang teknik coaching. Menurutnya, perguruan tinggi saat ini merupakan industri jasa yang harus terus dikembangkan untuk bisa bersaing satu dengan lainnya. “Faktor penentu berkembangnya industri jasa dalam hal ini perguruan tinggi adalah SDM-nya,” ujarnya.
SDM tersebut, papar Damat, bisa dilihat dari kemampuan para dosen, karyawan maupun laboran yang ada di sebuah perguruan tinggi dalam menangani proses perkuliahan. Ia menambahkan, faktor selanjutnya yang perlu diperhatikan barulah sarana dan prasarana. “Jika kita tidak menyadari peran ini, maka sebuah perguruan tinggi akan menjadi statis,” Jelas Damat.
Oleh karenanya, Damat berharap dosen, karyawan dan laboran yang ada di FPP mampu mengerti dan mengaplikasikan ilmu dari apa yang disampaikan para pemateri ke sistem pengajaran di perkuliahan. (mr/foto: umm.ac.id)