ChanelMuslim.com- Istighfar, penutup cela dan penyempurna kekurangan orang yang berpuasa. Orang yang berpuasa senantiasa membutuhkan beristighfar. Dengan istighfar, kekurangan yang ada ketika berpuasa akan sempurna. Selain itu, kita akan memperoleh rahmat Allah melalui istighfar, dan dengannya dia menutup seluruh amal shalihnya.
Waktu yang paling tepat untuk memanjatkannya adalah di akhir malam setelah melakukan tahajud. Oleh karena itu, perbanyaklah istighfar setiap saat ketika berpuasa. Dan khususkanlah waktu di sepertiga malam terakhir sebelum makan sahur untuk shalat tahajjud dan memperbanyak istighfar.
Baca Juga : Doa Jika Bertemu dengan Malam Lailatul Qadar
Pentingnya mengucapkan Istighfar
Dengan istighfar dia memperoleh rahmat Allah, dan dengannya dia menutup seluruh amal shalihnya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata :
“Menggunjing akan merobek puasa, sedang istighfar akan menambalnya. Siapa saja di antara kalian yang mampu untuk berpuasa dengan adanya tambalan (diiringi dengan istighfar), hendaklah dia melakukannya.”30 Al-Hasan mengatakan,
أكثروا من الإستغفار فإنكم لا ن تدرو متى تنزل الرحمة
“Perbanyaklah istighfar karena kalian tidak tahu kapan rahmat diturunkan.”
Dan waktu yang paling tepat untuk memanjatkannya adalah di akhir malam setelah melakukan tahajjud.
Allah ta’ala berfirman:
ار َح ْسَ ْ الْ ِبَ ْ و َ ه م ر ون ِفْغَتْسَي
“Dan di akhir-akhir malam mereka beristighfar kepada Allah.” [adz-Dzariyat : 18].
Jika anda benar berpuasa Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu mengatakan,
“Apabila anda berpuasa, hendaknya pendengaran, penglihatan, serta dan lisan anda turut berpuasa dari dusta dan keharaman. Jangan sampai menyakiti pembantu anda. Hendaklah anda menjaga wibawa dan bersikap tentang ketika berpuasa. Dan jangan sampai tidak ada perbedaan kondisi ketika anda berpuasa dan tidak berpuasa.”
Mengapa disyari’atkan berpuasa? Sebuah pertanyaan pernah diajukan kepada salah seorang ulama, “Mengapa puasa itu disyari’atkan?” Maka beliau menjawab,
ليذوق الغني طعم الجوع فل ينس ى الجائع
“Puasa disyari’atkan agar yang berkecukupan turut merasakan bagaimana rasanya lapar itu sehingga dia akan mengingat mereka yang tengah kelaparan.” HR. al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman nomor 3374.
Dengan demikian, hikmahnya adalah agar orang yang berpuasa tidak melupakan mereka yang fakir. Dengan begitu, dia akan memberikan zakat, sedekah, makanan, dan simpati.
Memberikan referensi kepada muhsinin yang lain untuk turut beramal atau meringankan kondisi orang yang tengah kesulitan ekonomi, serta mendo’akan agar kondisi mereka membaik.
Dan apabila anda pedagang, bantuan bisa juga diwujudkan dengan memberikan potongan harga.[Ind/Wld].