TURUNNYA para malaikat pada malam Lailatul Qadar. “Pada malam itu, turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.” (QS. Al-Qadr: 4)
تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَا لرُّوْحُ فِيْهَا بِاِ ذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ
Baca Juga: 9 Ciri Rumah yang Didatangi Malaikat
Turunnya Para Malaikat
Oleh: K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc
Kata تَنَزَّلُ adalah فعل المضارع , digunakan untuk masa yang akan datang, yakni turunnya para malaikat itu akan terulang di setiap lailatul qadar.
Digunakan kata تَنَزَّلُ bukan تنزل (tanzilu) untuk menunjukkan arti turun dengan penuh antusias terhadap urusan dan tugas yang akan diberikan.
Karena itu, para malaikat itu turun di malam tersebut dengan tertib, penuh cinta dan antusias.
Menurut sebagian ulama, kata تَنَزَّلُ aslinya تَتَنَزَّلُ kemudian huruf ta’ dibuang agar lebih singkat dan untuk menunjukkan turunnya para malaikat itu sekalipun berulang tetapi hanya sekali dalam satu tahun.
Berbeda dengan turunnya para malaikat pencabut nyawa yang bisa terulang di setiap saat sehingga digunakan
kata تَتَنَزَّلُ secara lengkap tanpa disingkat (atau tanpa dibuang huruf ta’-nya) seperti dalam firman Allah:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ اَ لَّا تَخَا فُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَ بْشِرُوْا بِا لْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata),
Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat: 30)
Para malaikat itu turun untuk menerima berbagai keputusan yang ditetapkan Allah pada malam tersebut karena mereka menjadi para pelaksananya.
Baca Juga: Agar Rumah Kita Selalu Didatangi Malaikat
Mendoakan Orang-orang Beriman
Di samping juga mendoakan orang-orang beriman. Karena salah satu “tugas” yang dilakukan malaikat adalah mendoakan orang-orang beriman, termasuk di malam yang sangat mulia dan istimewa ini.
Pada malam-malam biasa saja mereka mendoakan orang-orang beriman apalagi di malam paling mulia dan paling istimewa.
Pertama, mereka memohonkan ampunan dan pembebasan dari neraka, untuk orang-orang beriman.
Firman Allah:
اَلَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهٗ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَّعِلْمًا فَا غْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَا بُوْا وَا تَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَا بَ الْجَحِيْمِ
“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu
maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka.” (QS. Ghafir: 7)
Kedua, mereka itu mendoakan agar orang-orang beriman bersama nenek moyang, pasangan dan anak cucu mereka dimasukkan surga Adn.
Firman Allah:
رَبَّنَا وَاَ دْخِلْهُمْ جَنّٰتِ عَدْنِ ٱِلَّتِيْ وَعَدْتَّهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَآئِهِمْ وَاَ زْوَا جِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِ يْزُ الْحَكِيْمُ
“Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka.
Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana,” (QS. Ghafir: 8)
Ketiga, para malaikat itu mendoakan agar orang-orang beriman dilindungi dari berbagai bencana, keburukan dan kejahatan.
وَقِهِمُ السَّيِّاٰتِ ۗ وَمَنْ تَقِ السَّيِّاٰتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهٗ ۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
“dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu,
maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS. Ghafir: 9)
Semua doa malaikat tersebut sangat kita perlukan untuk mendapatkan keselamatan, kebahagiaan dan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
Karena itu, tidak sepantasnya kita tidur pada saat-saat doa itu disampaikan para malaikat kepada Allah.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengajak kita agar di malam tersebut kita berusaha keras tidak tidur untuk membersamai doa-doa malaikat itu dengan doa-doa,
taubat, dzikir, tilawah, ibadah, sedekah dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Pada malam itu, bahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam “mengencangkan ikatan sarungnya” dan membangunkan istri-istrinya.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan),
Beliau mengencangkan sarung Beliau, menghidupkan malamnya dengan ber’ibadah dan membangunkan keluarga Beliau”. (Bukhari 1884).[ind]