ChanelMuslim.com- Ada empat macam juru dakwah. Mereka seumpama empat jenis air yang ada di sekeliling kita.
Pertama, ada juru dakwah yang seumpama dengan air hujan
Ia tak bosan mendatangi siapa pun. Tak peduli tentang status ekonomi. Tak peduli tentang status sosial. Ia siap mendatangi mereka yang butuh atau yang tidak. Siang atau malam. Kapan pun ia siap datang untuk memberikan kesejukan dan kesegaran hati.
Ia berikan yang ia miliki dengan tulus, tanpa pamrih. Ia juga tak ambil pusing apakah yang menerima akan suka atau benci. Ia datangi mereka semata-mata karena tugas Ilahiyah yang harus ditunaikan.
Baca Juga: Bagimu Para Juru Dakwah di Jagad Raya
Kedua, ada juru dakwah yang seumpama dengan mata air
Ia memang tak mendatangi orang-orang yang membutuhkannya. Ratusan hingga ribuan orang justru yang mendatanginya. Dahaga ruhani mereka begitu terpuaskan dengan kejernihan dan ketinggian kadar mineral yang dimiliki sang juru dakwah.
Kalau sudah bersamanya, rasanya tak ingin cepat-cepat meninggalkannya. Suasana batin menjadi begitu sejuk. Nyaman. Ada rasa tenang. Dan, lahir gairah untuk menebarkan yang baik untuk semua orang.
Seberapa banyak pun yang mendatanginya, tak akan mengurangi kejernihan dan kesejukan sumber airnya. Justru bertambah jernih dan bergizi.
Ketiga, ada juru dakwah yang seumpama air PAM
Jenis ini agak berbeda dengan yang pertama dan kedua. Ia tidak bisa mendatangi dan didatangi begitu saja. Siapa pun yang membutuhkannya harus mengundangnya dengan resmi dan jelas.
Tidak cuma itu, ada harga yang harus dibayar untuk setiap ukuran kedatangan. Soal kandungan isi, memang tak diragukan lagi. Setimpal dengan harga yang dikeluarkan.
Sekali lagi, ia tak akan mendatangi dan didatangi begitu saja. Harus ada harga yang disepakati. Meskipun yang membutuhkan berlokasi tak jauh dari tempat tinggalnya.
Jauh dekat sama saja. Sama-sama harus mematuhi tarif yang sudah berlaku.
Baca Juga: Berdakwah juga Perlu Beristirahat
Keempat, ada juru dakwah yang seumpama air comberan
Jenis ini tergolong yang paling buruk dari empat jenis yang ada. Isi yang ia miliki hanya sekadar berjenis air. Tapi, sangat kotor dan bau. Anehnya, tetap saja digemari dan disukai banyak kalangan.
Karena kotor dan bau, ia tidak mampu memberikan kesegaran. Tak mampu memuaskan dahaga ruhani yang menggemarinya. Isinya hanya olahan retorika, lawakan, dan banyolan. Ia lebih sebagai tontonan daripada tuntunan.
Jangankan bisa membersihkan orang yang menggemarinya, dirinya pun selalu dilumuri kotoran. Ia memang tidak diam. Ia terus mengalir seiring dengan banyaknya aliran limbah di banyak lingkungan.
Baik sumber dan penggemarnya, tak memberikan dampak bersih dan wangi. Sama-sama kotor dan bau.
Semoga Allah melindungi kita dari juru dakwah yang buruk. Dan, mempertemukan kita dengan yang seumpama air hujan dan mata air yang mampu membersihkan dan menyejukkan. [Mh/seperti ditausiyahkan Ustaz Muhammad Arifin Ilham, rahimahullah]