HAKIKAT harta di tangan seorang muslim. K.H. Iman Santoso, Lc, M.E.I. menjelaskan tentang makna harta bagi seorang muslim.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS Ali Imran 92).
Baca Juga: Dunia Semakin Terang Hakikatnya, Lebih Baik Kejar Surga
Hakikat Harta di Tangan Seorang Muslim
Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ahmad dll, bahwa Abu Talhah adalah sahabat Anshar yang paling banyak memiliki kebun kurma,
dan salah satu kebun yang paling ia sukai adalah Bi-raha, kebun tersebut menghadap masjid.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam sering mengunjungi kebun tersebut, masuk ke dalam, minum air yang sangat murni di sana. Dan ketika Abu Talhah mendengar turun ayat:
{لن تنالوا البر …}
Berkata Abu Talhah:” Wahai Rasulullah, Allah telah berfirman dalam ayatnya, dan harta yang paling saya cintai adalah kebun Bi-raha.
Dengan ini saya sedekahkan karena Allah. Saya harap kebaikan dan sebagai tabungan di sisi Allah. Maka ambillah wahai Rasulullah sesuai kehendakmu yang baik dalam pandangan Allah.
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam gembira dan menjawab:” Harta yang berkah-harta yang beruntung, saya telah mendengar apa yang engkau katakan.
Tetapi saya berpendapat lebih baik engkau berikan kepada kerabatmu”.
Berkata Abu Talhah: ”Akan saya lakukan wahai Rasulullah”. Maka ia bagikan kepada kerabat-kerabatnya dari anak-anak pamannya.
Baca Juga: Jangan Sampai Harta Menghalangi Ukhuwah
Keberkahan Harta
Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu, bertanya, “Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, saya tidak memiliki harta yang paling berharga melebihi bagianku berupa kebun di Khaibar, apa yang engkau perintahkan?”
Rasul Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,” Tahan asalnya, kembangkan hasilnya (jadikan waqaf).” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam kesempatan lain, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, Abu Talhah dan istrinya Ummu Sulaim mengundang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam
dan sebagian sahabatnya untuk makan-makan di rumahnya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berkata: ”Apakah engkau izinkan sepuluh orang”.
Abu Talhah mengizinkannya. Ternyata yang datang 80 orang. Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berkata: “Makanlah dan ucapkanlah bismillah”.
Maka semuanya mendapatkan makanan. Dan ini salah satu dari mukjizat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam.
Betapa ringannya mereka melepas harta miliknya, bahkan harta yang paling dicintainya.
Baca Juga: Taubat dari Harta Curian
Harta adalah Titipan dari Allah
Demikianlah jika seorang muslim yang memiliki keimanan yang kuat dan memahami risalah Islam, khususnya terkait harta,
maka dia betul-betul faham bahwa seluruh harta yang ada padanya adalah rizki dan karunia Allah yang dititipkan padanya.
Harta itu dia jadikan sebagai sarana ibadah dan amal shalih. Bukan sebagai sarana kemewahan, kepuasaan diri apalagi terfitnah dengan harta.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan dengan sangat baik dan juga memberikan arahan tentang harta,
Ibnu Abbas menyampaikan “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi di bulan Ramadan tatkala bertemu Jibril,
Rasul shallallahu alaihi wa sallam bertemu Jibril setiap malam di bulan Ramadan, dan Rasul saw membacakan Al-Qur’an.
Kedermawanan Rasul shallallahu alaihi wa sallam dalam kebaikan di bulan Ramadan seperti angin yang berhembus.” (HR Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: Hati-Hati Menyikapi Harta
Hakikat Harta di Tangan Lelaki Shaleh
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ
“Sebaik-baiknya harta adalah harta yang di tangan lelaki yang shaleh” (HR Ahmad dan Al-Baihaqi)
Di antara doa Abu Bakar yaitu, “Ya Allah, jadikan dunia di tangan kami, jangan di hati kami”.
Abu Dzar radhiyallahu anhu memberi nasihat, “ Jadikan dunia dua majelis, satu majelis untuk mencari kebaikan akhirat dan satu majelis untuk mencari harta yang halal.
Lebih dari itu, bahwa seorang yang berinfak, hartanya akan diberikan keberkahan dan terbebas dari kemusnahan harta dan kefakiran, karena senantiasa mendapat doa Malaikat.
Disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, riwayat Bukhari dan Muslim, ada dua malaikat yang senantiasa berdoa setiap pagi dan sore:
“Ya Allah berilah orang berinfak gantinya”. Dan berkata yang lain:” Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak kehancuran”.
Pintu-pintu kebaikan melalui harta sangat banyak. Hampir seluruh ibadah dalam Islam membutuhkan sarana harta.
Semoga Allah berikan kepada kita harta yang berkah dan memberi manfaat yang sebanyak-banyaknya. Wallahu a’lam bishawwab.[ind]